Bercinta Dengan Guru Praktik Sekolah

 Bercinta Dengan Guru Praktik Sekolah


Waktu itu aku masih kelas dua, di salah satu SMA Negeri di Bandung. Aku termasuk salah satu siswa dengan segudang kegiatan. Dari mulai aktif di OSIS, musik, olahraga, sampai aktif dalam hal berganti-ganti pacar.Tapi satu hal yang belum pernah kulakukan saat itu hubungan kelamin. Sering kali aku berkhayal sedang berhubungan badan dengan salah satu wanita yang pernah menjadi pacarku. Tapi aku tidak punya keberanian untuk meminta, mengajak ataupun melakukan itu.Mungkin karena cerita sahabatku yang terpaksa menikah karena telah menghamili pacarnya dan sekarang hidupnya hancur lebur. Itu mungkin yang bikin kutakut, setengah mati. Tapi aku menyukai rasa takut itu, bukankah rasa takut itu yang bisa menjauhkan aku dari perbuatan dosa.

Pada suatu saat, datang gerombolan guru praktek dari IKIP Bandung yang akan menggantikan guru kami untuk beberapa minggu. Salah satu dari guru praktek itu bernama Rany. Dia orangnya cantik, ah bukan… bukan cantik… tapi dia sempurna. Peduli setan dengan matematika yang diajarkannya, aku hanya ingin menikmati wajahnya, memeluk tubuhnya yang tinggi semampai, mengecup bibirnya, dan… aku pun berkhayal sangat jauh, tapi semua itu tidak mungkin. Dengan pacarku yang seumur denganku saja, aku tidak berani, apalagi dengan Rany.

Singkat cerita, aku melaju dengan motorku. Hari sudah sore aku harus cepat-cepat sampai di rumah. Dalam perjalanan kulihat bu Rany. Aku memberanikan diri berhenti dan menghampirinya. Setelah sedikit berbasa-basi dia bercerita bahwa dirinya baru saja pindah kost dan tempat kost yang sekarang letaknya tepat di tengah-tengah antara sekolahku dengan rumahnya. Sehingga setiap sore aku mengantarkannya ke tempat kost-nya. 

Kejadian itu berlangsung setiap hari selama 1 minggu lebih. Kami berdua mulai akrab, bahkan nantinya terlalu akrab.Seperti biasanya, aku mengantarkan Ibu Rany pulang ke kost-nya. Anehnya saat itu, dia tidak ingin langsung pulang tapi mengajakku jalan-jalan di pertokoan di daerah Alun-Alun Bandung. Setelah puas kami pun pulang menuju ke kost Ibu Rany.Dan ketika kupamit Ibu Rany memegang tanganku dan…“Jangan pulang dulu, dong!” Ibu Rany menahanku, tapi memang inilah yang selama ini kuharapkan.

“Udah malam Bu, takut entar dimarahi…” Perkataanku terhenti melihat dia menempelkan jari telunjuknya ke bibirnya yang kecil.“Jangan panggil aku Ibu Rany, coba tebak berapa umurku?” ternyata umurnya terpaut 5 tahun dengan umurku yang saat itu 17 tahun.“Panggil aku Rany.” Aku hanya menganggukkan kepalaku.“Sini yuk, aku punya baju baru yang akan aku pamerkan kepadamu.

”Ditariknya tanganku menuju kamarnya, jantungku mulai berdetak kencang.Sesampainya di kamar, dia menyuruhku duduk di depan televisi yang memperlihatkan pahlawan kesayanganku, McGyver. Rany kemudian menghampiri lemari pakaian di samping televisi.“Aku punya 3 buah baju baru, coba kamu nilai mana yang paling bagus.”Kujawab dengan singkat, “OK!” lalu kembali aku menonton McGyver kesayanganku. 

Walaupun mataku tertuju ke pesawat televisi, tapi aku dapat melihat dengan jelas betapa dia dengan santainya membuka baju seragam kuliahnya, jantungku berdebar keras. Rany hanya menyisakan BH berwarna hitam dan celana dalam hitam. Dia melakukan gerakan seolah sedang mencari pakaian di tumpukan bajunya yang tersusun rapih di dalam lemari.“Aku tidak bisa menemukan baju baruku, kemana ya?” Aku hanya terdiam pura-pura menonton TV, tapi pikiranku tertuju kepada belahan pantat yang hanya tertutup kain tipis.Sesekali dia membalikkan tubuhnya sehingga aku bisa melihat dua buah benda yang menggunung di balik BH-nya. 

Akhirnya dia mengenakan gaun tidur berwarna pink yang sangat tipis, Lalu dia menghampiriku, dan kami berdua duduk berhadapan.“Kamu kenapa, kok pucat”, aku terdiam.“Kamu takut ya?” Aku tetap terdiam.“Aku tau kamu suka aku.” Aku terdiam.“Hey, ngomong dong.” Aku tetap terdiam.Dalam kediamanku selama itu aku menyimpan sesuatu di dadaku yang berdetak sangat kencang dan keras serasa ingin meledak ketika dia menempelkan bibir mungilnya ke bibirku. Dia melumat bibirku, sedikit buas tapi mesra. Aku mulai memberanikan diri untuk membalasnya. Kugerakkan bibirku dan kulumat kembali bibirnya. Tak lama kemudian, telapak tangan Rany yang hangat meraih pergelangan tanganku.

 Dibawanya tanganku ke arah buah dadanya. Jantungku saat itu sangat tidak karuan. Kuremas buah dadanya yang tidak terlalu besar tapi tidak juga terlalu kecil, tapi aku dapat merasakan betapa kencangnya kedua gunung surga itu. Lidah kami pun mulai bermain.Tiba-tiba dia mendorongku, terus mendorongku sehingga aku telentang di atas karpet kamarnya. Aku hanya menurut dan tak bergerak. Rany membuka baju tidurnya yang tipis. 

Kali ini dia tidak berhenti ketika hanya BH dan CD-nya saja yang melekat di tubuhnya, tapi BH-nya kemudian terjatuh ke karpet. Belum sempat aku bergerak, Rany menjatuhkan tubuhnya di atas tubuhku, buah dadanya yang sangat keras menindih dadaku.“Kamu suka, ya?” aku mengangguk.Aku tak kuasa menahan diri, ketika aku mengangkat kepalaku untuk melumat bibirnya kembali, dia menahan kepalaku, aku heran.“Ke.. ke… kenapa Ran?” kataku terbata-bata.Dia hanya tersenyum, lalu dengan santainya dia memanjat turun tubuhku. Aku hanya terdiam, aku tidak berani bergerak. Aku bagaikan seorang prajurit yang hanya bergerak berdasarkan komando dari Rany. Dia mulai membelai pahaku dan sedikit mempermainkan selangkanganku. Sesekali dia menciumi celana seragam abu-abuku tepat pada bagian batang kejantananku. 

Aku memejamkan mata, aku pasrah,“Aku… aku… ah…!”Aku membiarkannya, ketika Rany mulai membuka celana seragamku, mulai dari ikat pinggangku dan berlanjut dengan menyingkapkan CD-ku. Dia meraih batang kemaluanku dengan mesranya.“Ah… crot… crot… crot…!” Aku tak kuasa menahan diriku ketika bibirnya yang mungil menyentuh kepala kemaluanku.Aku malu, malu setengah mati.“Tenang, itu biasa kok.”Senyumnya membuat rasa maluku hilang, senyum dari wajah sang bidadari itu membuat keberanianku muncul,“Ya aku berani, aku nekat!”Aku menarik kepalanya dan membalikkan tubuhku, sehingga aku berada tepat di atasnya. Dia sedikit kaget, tapi hal itu membuat aku suka dan makin berani. 

Aku beranjak ke bawah, kubuka CD-nya. Saat itu yang ada dipikiranku hanya satu, aku harus mencontoh film-film biru yang pernah kutonton.“Kamu mulai nakal, ya.”“Ibu guru tidak suka.”Aku tak memperdulikan candanya. Kuturunkan CD-nya perlahan, kulihat sekilas rumput kecil yang menutupi celah surganya. Seketika kucumbu dan kumainkan lidahku di celah surga itu. Tangan kananku terus menarik CD-nya sampai ke ujung kakinya dan kulempar entah jatuh di mana. Aku menghentikan sejenak permainan lidahku, kuangkat pinggul yang indah itu dan kugendong dia menuju ke tempat tidur yang terletak tepat di belakang kami berdua.

Kuletakkan tubuh semampai dengan tinggi 173cm itu tepat di pinggir tempat tidur. Aku kemudian berjongkok, dan kembali memainkan lidahku di sekitar celah surganya, bahkan aku berhasil menemukan batu kecil di antara celah itu yang setiap kutempelkan lidahku dia selalu mengerang, mendesah, bahkan berteriak kecil.Tangan kiriku ikut bermain bersama lidahku, dan tangan kananku membersihkan sisa air mani yang baru saja keluar. Wow… batang kejantananku sudah keras lagi. Ketika aku sedang asyik bermain di celah surganya, dia menarik kepalaku.“Buka celana kamu, semuanya…!” Aku menurut dan kembali menindih tubuhnya.Setelah kepala kami berdekatan dia mencium bibirku sekali dan kemudian dia tersenyum, hanya saat itu matanya sudah sayu, tidak lagi bulat penuh dengan cahaya yang sangat menyilaukan.

Dia mengangkat kepalanya disertai tangan kananya meraih batangku dan mengarahkannya ke lubang kemaluannya. Tapi ketika batangku menyentuh bibir lubang kemaluannya,“Crot… cret… creeett…!” Kembali aku meraih puncakku, dia pun tersenyum.Hanya saat itu aku tidak lagi malu, yang ada dipikiranku hanyalah aku ingin bisa memuaskannya sebelum orgasmeku yang ketiga. Aku heran setelah orgasme yang pertama ini batang kejantananku tidak lagi lemas, kubiarkan Rany mengocok-ngocok batanganku, dengan hanya melihat garis wajah milik sang bidadari di depanku dan juga membelai rambutnya yang hitam legam, aku kembali bernafsu.“Pelan-pelan aja tidak usah takut.” Dia berbisik dan tersenyum padaku.

Tak karuan perasaanku saat itu, apalagi ketika kepala kemaluanku dioles-oleskannya ke bibir kemaluannya. Tangannya yang kecil mungil itu akhirnya menarik batang kemaluanku dan membimbingnya untuk memasuki lubang kewanitaannya.“Bles… sss… sek!” Batangku sudah seratus persen tertanam di lubang surganya.Rasa percaya diriku semakin meningkat ketika aku menyadari bahwa aku tidak lagi mengalami orgasme. Aku mulai menarik pinggulku sehingga kemaluanku tertarik keluar dan membenamkannya lagi, terus menerus berulang. 

Keluar, masuk, keluar, masuk, keluar, masuk begitu seterusnya.“Oh Dig…!” Dia mulai memanggil nama akrabku, aku dipanggil Jedig oleh sahabat-sahabatku.Selama ini Rany hanya memanggil nama asliku seperti yang tertera di dalam absen kelasku.“Dig, terus… kamu mulai pintar…” Aku tak peduli, aku terus bergerak naik turun.Aku merasakan batang kemaluanku yang basah oleh cairan dari lubang surga milik Rany. Naik dan turun hanya itu yang kulakukan. Sesekali aku mencium bibirnya, sesekali tanganku mempermainkan bibir dan buah dadanya.“Ah… ah… ah, ah… oh!” Nafasnya memburu.“Ah Dig… ah… ah… ooowww!” Dia berteriak kecil, matanya sedikit melotot dan kemudian dia kembali tersenyum.Aku terdiam sejenak, aku heran kenapa dia melakukan itu. Yang kuingat, saat itu batang kemaluanku serasa disiram oleh cairan hangat ketika masih ada di dalam lubang kemaluannya. “Ntar dulu ya Jedig Sayang.



” Dia mengangkat tubuhnya sehingga kemaluanku terlepas, aku menahan tubuhnya. Aku tak ingin kemaluanku terlepas aku masih ingin terus bermain.“Eit… sabar dong, kita belum selesai kok.” Kulihat dirinya memutar tubuhnya kemudian nungging di depan mataku.Aku sangat mengerti apa yang harus kulakukan, ya… seperti di film-film itu.Aku mendekatinya dengan batang kemaluanku yang sudah siap menghunus lubang kemaluannya. Aku mencoba memasukannya, tapi aku mengalami kesulitan. Satu, dua, ya dua kali aku gagal memasukan batangku. 

Akhirnya dia menggunakan tangan mungilnya untuk membimbing batangku.“Blesss…” Batangku masuk dengan perlahan. Berbeda dengan tadi, sekarang aku tidak lagi naik turun tetapi maju mundur.Kami berdua mendesah. Nafas kami saling memburu. Terus dan terus lagi.“Ah… oh… uh… terus Dig…, ah… oooww!” Kembali dia berteriak kecil, saat ini aku mengerti, setiap kali dia berteriak pasti kemudian dia merubah posisinya.Benar saja posisi kami kembali seperti posisi awal. Dia telentang di bawah dan aku menindihnya di atas. 

Aku tidak lagi memerlukan tangan mungilnya untuk membimbingku. Aku sudah bisa memasukan batang kemaluanku sendiri tepat menuju lubang surga yang sesekali beraroma harum bunga itu.Bercinta Dengan Guru Praktik Sekolah Kembali aku melakukan naik dan turun. Kali ini aku menjadi siswa yang benar-benar aktif, tidak hanya di sekolah tapi di ranjang. Kuangkat kaki kanannya, kujilati betisnya yang tanpa cacat itu sambil terus menggerakan pinggulku.Beberapa saat kemudian, aku merasakan darahku mengalir dengan keras, ada sesuatu di dalam tubuhku yang siap untuk meledak. Gerakanku semakin kencang, cepat, dan tidak teratur.“Terus Dig, lebih cepat lagi… terus lebih cepat lagi Dig, terus.

”Gerakanku semakin cepat. Kami berdua sudah seperti kuda liar yang saling kejar-mengejar sehingga terdengar suara nafas yang keras dan saling sambut menyambut.“Terus Dig, terus… ah… uh… oh…!”“Oban sayang… ah… dig… dig… dig… aaoowww!”Saat ini teriakannya sangat keras dan kulihat matanya sedikit melotot dan giginya terkatup dengan sangat keras. Kemudian dia terjatuh.“Dig cepetan ya sayang…!”“Aku capek.”Aku tak bisa berhenti menggerakan tubuhku, sepertinya ada suatu kekuatan yang mendorong dan menarik pinggulku.“Ah… oh… Ufff… aaah…!”“Crot… cret… cret…!”Muncratlah air kenikmatan itu dari tubuhku. 

Aku terjatuh di sampingnya, aku puas! Dia tersenyum padaku dan memelukku, dia menaruh kepalanya di dadaku. Setelah mengecup bibirku kami berdua pun tertidur pulas.Beberapa bulan setelah percintaanku dengan Ibu Rany… Perpisahaan pun dimulai, setelah aku memainkan beberapa lagu di panggung perpisahaan untuk menandakan berakhirnya masa kerja praktek mahasiswa-mahasiswa IKIP di sekolahku. Kulihat mereka menaiki bus bertuliskan IKIP di pinggirnya. Aku mencari Rany, bidadari yang merenggut keperjakaanku.“Rany… hey…!” Rany menengok dan matanya melotot.“Ups… Ibu Rany!” 

Aku lupa, dia kan guruku.“Sampai ketemu lagi ya, jangan lupa belajar!” sambil menaiki tangga bus dia menyerahkan surat padaku.Aku langsung membaca dan tak mengerti apa maksud dari tuRanyn itu.Akhirnya bus itu pergi dan saat itulah saat terakhir aku melihatnya. Aku tak akan pernah lupa walaupun hanya sekali aku melakukannya dengan Rany. Tapi itu sangat berbekas. Aku selalu merindukannya. Bahkan aku selalu berkhayal aku ada di dekat dia setiap aku dekat dengan perempuan. Sekarang ketika aku sudah duduk di bangku kuliah aku baru mengerti apa arti dari surat Rany.

Melepas Kangen Kepada Pacarku yang Jauh

 Melepas Kangen Kepada Pacarku yang Jauh


Perkenalkan namaku sebut saja Moses, umurku 20 Tahun pada saat itu, pada saat itu aku sedang ngerantau di Negri tetangga berinisial C. aku bekerja di salah satu perusahaan yang berbasis online pada saat itu. Gaji yang lumayan untuk kehidupan sehari hari disana dan cukup buang tabungan masa depan yang diraih dari perusahaan tersebut. Kerjaku disana hanyalah kerja,pulang,tidur dan begitu seterusnya dan aku pada saat itu sudah bekerja 1tahun.

Perasaanku pada saat itu ialah Bosan,Jenuh dikarenakan hanya begitu begitu saja tidak ada hiburan apapun disini, dikarenakan pada saat itu terjadinya Lockdown dikarenakan Covid 19, dan akupun sering ngestreaming youtube menonton drama, music, permainan pada youtuber youtubers terkenal, dan pada saat itu muncullah salah satu iklan permainan, akupun melihat iklan tersebut. kelihatannya seru dan aku pun segera mencoba mendownload permainan itu.

dan akupun mencobanya, permainan yang seru menurutku setiap pulang kerja aku memaunkan permainan tersebut hingga lupa waktu untuk istirahat, dan pada saat itu akupun bertemu seorang cewe di permainan tersebut, aku pun berkenalan dengannya sebut saja namanya Linda. Tinggal di pulau yang paling sering dikunjungi orang orang yaitu Pulau Dewata atau di sebut dengan Pulai Bali. ya kami berkenalan dan sering bermain bareng. Linda pada saat itu berumur 17 Tahun.

Seiring berjalannya waktu kami pun semakin dekat, dan akupun meminta nomer whatsapp dia supaya aku bisa menghubungi dia jikalau kami ingin bermain bareng, lamanya kami berkenalan sering telfonan pada saat itu bisa dibilang kami berkenalan 1bulan lebih, kami pun saling tau satu sama lain dan pada saat itu Linda masih sekolah dan duduk di kursi 12 SMA. 

Pada saat itu akupun sangat tertarik dengan dia dan menimbulkan rasa suka kepada Linda hingga akhirnya aku mengungkapkan isi hati ku pada Linda, dan Linda pun menerima ku menjadi sebagai pacarnya. pada saat itu aku pun senang sekali dikarenakan aku dan Linda bisa mennjalani hubungan.

Seiring berjalannya waktu kamipun sering membahas Sex, mulai dari Gaya, Cara, dll. dan akupun bercanda pada saat itu menanyakan kalau aku bertemu dengan Linda apakah aku boleh Having Sex dengannya atau tidak. jawaban Linda pun tidak mengecewakan dikarenakan dia mengiyakan apa yang aku pengen pada saat itu.

Pada saat itu kami tidak pernah bertemu dikarenakan aku ngerantau pada saat itu dan kamipun hanya komunikasi melalui Chattingan, Telfon hingga Video Call saja, jalannya hubungan kami selama 6 bulan tersebut. akupun pada saat itu sudah mengakhiri kontrak kerjaku dan segera pulang ke Tanah Air dan ingin bertemu dengan Linda pertama kali, melepas kangen dan lain lain.

Tepatnya setelah aku mengajukan permohonan untuk Resign dan diterima oleh Bosku besoknya pun segera aku balik ke Indonesia, Akupun memberi tahu ke Linda kalau besok aku sudah balik ke Indonesia dan langsung terbang ke Pulau Bali untuk menemui Linda. dan akhirnya pada pukul 2 Siang WITA akupun sudah menginjakan kakiku pada bandara di Pulau Tersebut.

Pada saat itu Linda tidak menjemputku dikarenakan sedang sibuk dengan Tugas yang di berikan guru nya, aku pun tidak masalah dan pada saat itu akupun memesan sebuah Taksi online dan menuju Hotel yang sudah ku pesan pada saat itu.

Hotel yang ku pesan tidak jauh dari tempat tinggal Linda, sengaja supaya kami bisa bertemu setiap hari hehehe pikirku pada saat itu, Selang 15 menit aku di dalam mobil menuju hotel yang ku pesan akhirnya aku pun sampai di Hotel tersebut. dan langsung menuju pada reservasi tersebut dan mengambil kunci kemudian menuju kamarku.

Setibanya aku dikamarku akupun langsung melemparkan tubuhku ke kasur yang empuk tersebut, dikarenakan perjalanan yang sangat panjang akupun ketiduran pada saat itu. dan pada saat itu aku bangun jam sudah menunjukkan pukul 20.00 WITA dan aku pun bergegas mencari Handphone. ternyata Linda ngewhatsappku dan menelfon ku puluhan kali. 

Pada saat itu akupun menelfon balik dan berbincang lama dengan Linda, kami memutuskan bertemu besok siang di Hotel yang aku nginap. dan pada saat itu akupun mengakhiri telfon dan bergegas turun untuk mencari makan kemudian membersihkan diri kemudian pergi tidur.

Pada keesok hari akupun terbangun pada pukul 10.00 WITA, dan ku cek Handphone ku Linda sudah menelfon ku berkali kali, akupun pada saat itu menelfon balik Linda, " Hallo Lin, sorry baru bangun.. kenapa ni?" Sahutku, "Gapapa, jadi ga ketemunya ? kalau jadi aku berangkat sekarang" jawab linda, " Jadi dong masa engga" Jawabku balik, " Oke deh aku berangkat sekarang, bye " sahut linda langsung mengakhiri bincangan saat itu.

Kemudian aku pun segera menuju toilet untuk bergegas mandi, sekitar 10 menit akhirnya kelar membersihkan diri dan mengecek Handphone ternyata Linda sudah ada dilobby, aku pun bergegas turun untuk bertemu dengannya, dan pada saat itu aku melihat wajah linda yang sangat cantik, body nya yang sangat menarik dengan dada yang berisi mengenakan Hotpans dan atasan yang pendek. dan pada saat itu aku pun memanggilnya, rasa senang tercampur aduk pada saat itu kami pun berpelukan dilobby pada saat itu sebentar saja, kemudian aku pun mengajak Linda untuk menuju kamarku.

Setekah sampai didalam kamarku, akupun mengunci pintu kamarku dan langsung memeluk erat Linda, Linda pun membalas Pelukanku. setelah beberapa menit berpelukan akhrinya aku memberanikan diri untuk mencumbunya dan Linda pun tidak melawan sama sekali bahkan Linda pun membalas Cumbuanku.

dan setelah cukup puas cumbuan bersama Linda, akupun menggendong Linda ke Kasurku, ku baringkan tubuhnya yang sexy, " yuk Lin lakuin apa yang udah kita bahas selama ini " sahutku tidak tahan lagi. " aku gatau caranya, yauda aku ikut aja, ajarin ya sayang jangan kasar kasar ya ". Segera aku menyuruh linda duduk diatas kasur dan aku membuka celanaku hingga tidak memakai apa apa. terlihat penisku yang berukuran panjangnya 18 CM . Linda pun sedikit terkejut melihat Penisku, mungkin dia baru pertama kali melihatnya secara langsung, " Lin sini ayo kulum Penisku " sahutku dengan penuh nafsu, " aku gaberani, aku takut " jawab linda sedikit takut.

Tanpa pikir panjang akupun langsung memegang kepala Linda dan menyodorkan Penis ku didepan mulut Linda, kemudia Linda pun sedikit mulai sedikit mulai menjilati hingga memasukan Penisku kedalam mulut nya, beberapa kali Linda melepaskan Penisku di mulutnya dikarenakan tidak terbiasa, dan aku terus memaksanya untuk mengulum semua Penisku didalam mulutnya.

dan selang beberapa waktu akhirnya Linda pun mulai mengerti caranya dan tidak perlu aku tuntun lagi, Linda sudah mengerti caranya, 15 menit linda menghisap Penisku akhirnya ku sudah tidak tahan lagi, ku semprot kan semua cairan spermaku didalam mulutnya tersebut dan akupun mengeluarkan penisku dari mulutnya. akupun menyuruh Linda untuk menelannya, ada sebagian yang ditelan ada sebagian yang dimuntahkan dan terkena di bagian kasurku.

bukan sampai disana saja, akupun secara langsung pada saat itu tanpa berpikir panjang segera ku tindih tubuh sexy dari Linda dan aku pun kembali mengcumbunya sembari tanganku sedikit mulai meraba raba badannya yang sexy tersebut, dan kedua tanganku melepaskan atasan linda, tersisa hanya BRA yang berukuran tidak jauh 36B, ukuran yang sangat sangat menggoda pikrku, tanpa pikir panjang ku lepaskan cumbuanku dan segera melepaskan BRA yang sedang dipakai oleh Linda.

Linda pada saat itu tidak banyak melawan dia hanya pasrah melihat tingkah ku yang penuh nafsu dengan senyuman manis dari bibirnya. akupun segera melahat Payudara yang sangat menggoda tersebut, rintihan rintihan kecil keluar dari mulut Linda dikarenakan aku memainkan putingnya dan mengjilatnya.

Setelah cukup puas bermain dengan Payudara Linda, kini akupun menuju bagian bawah tubuh lindah dan melepaskan Hotpans yang dikenakan Linda dan langsung melepaskan dalaman bawah linda yang berwarna pastel pink. terlihat Vagina Linda yang terawat sedikit bulu kemaluan saja disana.

Akupun sudah tidak tahan lagi, dan langsung menggesek Penisku dibagian mulut Vagina Linda dikarenakan aku sudah berjanji pada Linda untuk tidak merebut keperawanan Linda, seiiring waktu akupun keluar, dan menyemportkan Cairan Sperma yang hangat ke perut Linda, dan melanjutkan menggesek hingga puas. Setelah puas akupun bermain dengan Vagina milik Linda, aku tidak mau puas sendiri saja pikirku, maka ku puasi juga Linda. akupun memasukan ketiga jariku kedalam liang Vagina Linda. terdengan disana Linda sedikit mendesah kesakitan dikarenakan pertama kalinya dia merasakan itu.

Akupun tetap melanjutkan permainan jariku didalam Vagina Linda, sedikit demi sedikit kelihatan Linda sudah menikmati permainanku, hingga akhrinya linda berkata " Aaa aa akuu pengen pipis ", rupanya Linda pada saat itu sudah dipuncak dan segera aku mempercepat jariku dan akhrinya Linda keluar, Cairan dari Vagina Linda menyembur nyembur dan akupun membersihkan Vagina Linda dengan Tisue.

" Enak kan sayang ? " sahutku, " enak tapi pertama tama sakit perih rasanya " kata linda, " namanya juga awal sayang, lanjut ya " kataku, " iya aku ikut aja " kata linda pasrah. dan aku saat itu kembali memasukan penisku didalam mulut linda, beberapa kali aku menyemprotkan sperma ku di mulut linda akhirnya aku merasa lelah dan mengakhiri pada saat itu.

Kulihat Linda juga sudah lelah memuaskan nafsu ku saat itu, maka aku dan lindapun ketiduran tanpa menggunakan busana, setelah cukup lama tiduran akhirnya Linda terbangun dan langsung menghajar penisku dengan mulutnya, dia memasukan Penisku kedalam mulutnya kemudian kembali menghisap Penisku, dan akupun terbangun pada saat itu melihat posisi Linda yang sedang bermain main dengan Penisku..

" wahh udah mulai lagi aja " sahutku ke Linda, Linda tidak mempedulikan aku dan tetap menghisap Penisku, dan akupun akhirnya akupun keluar ntah keberapa kali pada saat itu, Linda memuntahkan semua Sperma ku di atas kasur, kemudian akupun segera memainkan dan menghisap kedua payudara indah yang dimiliki Linda. dan kami pun terbaring sangat sangat puas.

" makasih Linda " sahutku, "kapan kapan lagi ya " jawab linda. dan segera aku dan linda pergi ke kamar mandi untuk membesihkan diri, setelah selesai jam menunjukkan pukul 19.00 WITA, segera aku dan Linda bergegas turun dan pergi mencari makan dll, menghabiskan waktu bersama.

Hari demi hari pas aku di Bali pun dihabiskan Having Sex bersama pacarku Linda hingga akhirnya aku harus kembali kekampung halamanku yang ada di sebuah pulai inisial K, dan hari terahkri kami pun bermain dengan sangat lama, kami bermain hingga lamanya 4 Jam untuk melepas kangen sesama. dan esoknya aku bangun pagi pagi untuk segera menuju Bandara diantar oleh Linda,  diperjalanan kami pun sempat berciuman dan tanganku sempat meraba Payudara Linda walaupun diluar pakain Linda.

dan sampai diBandara aku berjalan masuk dan Linda dari belakang memelukku untuk terakhir kalinya sebelum aku Masuk kedalam, dan setelah beberapa saat akupun mengucap " tunggu aku datang lagi ya, kita main lagi ", " jangan lama ya " sahut Linda, dan segera aku masuk kedalam Bandara.

dan akupun sampai di Kampung halamanku dengan selamat, itulah pengalaman Having sex ku bersama pacarku.

Putus Cinta Karena Seks

Putus Cinta Karena Seks


Nama saya Agung (Bukan nama sebenarnya), saya asli anak kampung lahir di lereng pegunungan Bandung Barat (Jawa Barat). Kisah nyata ini berawal sejak saya masuk PSD1 (Pendidikan Setara Diploma) di Bandung, nama gadis itu Siti (Bukan nama sebenarnya), kelahiran PB (RIAU) yang dikirim orangtuanya ke Bandung untuk menuntut ilmu.Singkat cerita setelah kenal selama kurang-lebih tiga bulan, saya dengan Siti pulang dari kuliah bareng seperti biasanya. Sebelum pulang Siti meminta saya untuk mencium keningnya (Jelas saya lakukan, saya cinta). Tiba-tiba setelah saya melangkahkan kaki beberapa langkah, tiba-tiba Siti memanggilku, 

“Agung.. kesini bentar”, langkahku terhenti dan membalikan badan untuk menghampirinya. Serta dia berbisik,

“Kedalam aja dulu yuk.., di dalam nggak ada siapa-siapa”, saya berhenti sejenak lalu masuk. Di rumahnya hanya bertiga (Kakaknya, Siti, dan Adiknya). Kemudian saya dipersilakan duduk kemudian Siti berkata,  “Sebentar yah saya ganti baju dulu.” 3 menit kemudian Siti datang dengan membawa air minum dan duduk di samping saya. Kemudian dengan sedikit keberanian saya mencium bibir Siti, dia hanya tertunduk malu sambil berkata

“Ich.. Agung jangan gitu ach..” dan pipinya memerah menambah kecantikannya. Saya bilang, “Siti.. kamu cantik deh kalau pipi kamu merah..” lalu Siti menyubit pas di kemaluan, saya sedikit teriak“Aduh.. sakit donk.” Kemudian Siti langsung memegang kemaluan saya dan berkata,“Coba saya lihat..” sambil membuka resleting celana saya.“Jangan ach malu..” kata saya. Tanpa memikirkan hal apapun saya merelakan kemaluanku dilihat sama Siti, Siti bilang “Bagus yah.. gede dan rada bengkok.” Saya bilang

“Siti.. kamu mau?” tanpa menjawab ia hanya merebahkan badannya di kursi panjang tempat saya duduk, tanpa berpikir panjang saya lalu menindih dia, saya ciumi dia, saya buka kancing bajunya dan saya buka juga BH-nya. Susunya masih kecil seukuran dengan kepalan tangan. Saya julurkan lidah saya diputar ke kiri dan kanan, ke atas dan ke bawah untuk memainkan puting yang masih kecil. Payudaranya semakin lama semakin mengeras dan kepala saya semakin ditekan ke payudaranya, sambil memanggil-manggil nama saya “Terus.. Gung, terus Gung.., nikmat.. sekali Gung” dan terdengar desahan kecil

“aacchh..” barengan itu pula saya ingin ke belakang, rasanya kepingin pipis, sambil mengangkat kepala dari payudaranya. Saya bertanya berbisik “Ech.. kamar kecilnya dimana”, dia menjawab sambil mengangkat tangannya menunjukan arah,

“Masuk ke situ.. lurus lalu belok kanan”, tanpa berpikir panjang saya langsung lari ke kamar kecil dan keluarlah “cairan perjaka” yang pertama. Tanpa sepengetahuan saya Siti ternyata mengikuti dari belakang, lalu masuk ke kamar kecil itu dan bertanya sambil melihat kemaluanku, “Gung.. kamu kok tiba-tiba lari, kenapa?” Aku hanya terdiam dan aku tak tahu apa yang terjadi, badanku terasa lemas seperti yang sudah menempuh perjalanan jauh.SitiKemudian Siti membuka baju dan BH-nya yang sudah terlepas tadi. “Mandi ah..” Siti bilang, tanpa rasa malu dia membuka seluruh pakaiannya di depan saya dan di gantungkannya di paku dinding kamar mandi. Kemudian saya berpikir “Apa yang sedang saya lakukan?”, Siti dengan tiba-tiba sangat bernafsu menciumi bibir dan leher saya, serta tangannya yang terampil mengocok kemaluan saya yang dari tadi nongol dari resleting yang belum saya tutup sampai terasa ngilu. Tangan Siti yang sebelah kiri memegang pundak saya dan tangan yang sebelahnya lagi tangan kanan menuntun kemaluan saya yang tadi dikocok-kocok untuk dimasukan ke dalam vaginanya. Siti berbisik, “Gung.. kok nggak masuk-masuk..”, saya bilang

“Nggak tahu atuh, saya nggak bisa memasukannya, kayaknya terlalu sempit nih..” Lalu Siti berbisik,

“Kita pindah aja yuk kekamar, biar nggak susah”, sebelum kaki melangkah kami dikejutkan oleh bunyi bel pintu depan “Ding-Dong” (Waduh kagetnya minta ampun, jantung rasanya nggak karuan). Kami berdua saling bertatapan sejenak, kemudian dengan spontan Siti meraih baju, BH serta CD-nya yang digantung di paku, saya langsung lari ke depan untuk membuka pintu, ternyata yang dateng orangtuanya dari Riau (kakaknya ternyata jemput orangtuanya dari Airport). Pas buka pintu langsung kakaknya bertanya, “Dimana si Siti, kok nge-bel dari tadi nggak di buka-buka pintunya, lagi pada ngapain sih kalian?” Saya menjawab “Dari tadi Siti ada dibelakang, saya disini.. lalu Siti teriak meminta agar saya membukakan pintunya, maafkan saya kak.., karena saya selaku tamu di sini tidak ada hak untuk membuka pintu tanpa seizin tuan rumah. Dan saya kira tadi bukan kakak, jadi tidak saya buka.” Kemudian sambil masuk ke dalam kakaknya bergumam,

“Ah.. dasar kamu pintar cari alasan.” Setelah itu orangtuanya Siti berbincang-bincang dengan saya (Interogasi), tanya asal-usul, orangtua, pekerjaan orangtua, rumah, pokoknya segalanya. Dan saya jelaskan semuanya, saya di Bandung ini sejak masuk SMP (yah.. inilah nasib anak kampung). Kemudian terdengar suara ibunya memarahi Siti, “Ngapain kamu pacaran sama anak kampung gitu.., mau diberi makan apa kamu sama dia, pokoknya Mama nggak setuju kamu berhubungan sama dia.” Beberapa menit kemudian Siti datang dengan mata berkaca-kaca, merah tanda mau menangis dan ia meminta saya untuk meninggalkan rumah itu. Tidak banyak berkata saya langsung pulang tanpa pamit dan saya mengerti, serta mendengar apa yang ibunya bilang. Waktu itu menjelang pukul 18:00, aku pulang ke rumah dengan 1001 pikiran dan pertanyaan, mengapa hal ini terjadi pada saya? Di tempat tidur kira-kira pukul 19:25 saya melamun memikirkan apa yang sudah saya alami siang tadi. Tiba-tiba terdengar ketukan pintu sambil mengucapkan “salam”, dalam pikiranku “perasaan saya hafal suara itu” pas saya buka ternyata Siti datang dengan wajah dan rambut lusuh dibasahi dengan keringat dan air mata, kemudian tanpa banyak bicara saya peluk, saya cium keningnya dan saya minta untuk menceritakan kenapa bisa begini. Sambil tersedu-sedu Siti menjelaskan semuanya, bahwa setelah saya pulang Siti bertengkar hebat dengan orangtuanya, lantas ia minta izin untuk tidur di rumah temannya yang bernama Wiwik (bukan nama sebenarnya, yang sudah ia hubungi). Jika ortunya telepon bilangin Siti ada disini, tapi sudah tidur, padahal sebenarnya Siti ke rumah saya “Dengan dalih nginap dirumah Wiwik.” Kemudian saya siapkan air hangat, saya bikin nasi goreng dan saya siapkan juga baju piyama (maklum saat itu ortu masih di kampung dan rumah itu hanya cukup buat sendiri, jadi apa-apa melakukan sendiri). Kemudian kami makan nasi goreng yang saya buat, lalu Siti mengeluarkan air mata lagi. Saya bilang, “Sudah dong ah.., jangan nangis lagi..” lalu Siti berkata,

“Gung.., saya minta maaf atas omongan dan perlakuan orang tua saya terhadap kamu tadi siang.”Ngentot Dengan SitiSaya bilang, “Walaupun saya marah sama orang tua kamu, tapi kalau melihat kamu senyum saya nggak bisa marah lho..” sambil sedikit merayu. Sampailah pada pukul 21:00, kita berdua pergi ke kamar rasanya lelah sekali, saat itu Dunia Dalam Berita, Siti meminta saya untuk memeluknya dan berkata “Gung.. apa yang bisa membuat kamu percaya bahwa saya betul-betul sayang sepenuhnya sama kamu”, lalu saya berkata berikanlah “kesucian” kamu, setelah kau berikan baru saya akan percaya. (Perlu pembaca ketahui, bahwa saya belum pernah mencium “bau” wanita sebelumnya, mungkin karena saya tertutup atau karena saya masuk STM (Sekolah Teknik Menengah)dan teman-teman saya tidak ada perempuannya, hanya omong yang besar yang ada kalau membicarakan masalah wanita). Tapi setelah permintaan itu Siti hanya berdiam saja, tanpa banyak komentar saya pegang payudaranya, kemudian saya buka kancing baju piyamanya serta celana dan CD-nya. Siti seolah-olah pasrah dengan apa yang saya lakukan, kemudian saya mengulangi yang siang tadi saya lakukan. Saya hisap puting payudaranya, kemudian saya mainkan dengan lidah, lalu menyusuri leher, perut, tali pusar terus sampai bawah ke “hutan homogen” yang belum begitu banyak tumbuh bulu. Dia tertawa manja sambil memanggil, “Gung.. jangan geli Gung.., ih.. Agung.. kamu apa-apaan geli ah..” Saya berhenti sejenak dan saya tatap matanya yang penuh gairah, lalu saya berkata “Tapi kamu suka kan..” ia cuma mengangguk sambil tersenyum. Lantas saya lebih gila, saya jilati daging yang ada di dalam bibir memek yang sempit itu, Siti semakin ganas dan liar, dengan keras ia mendorong-dorong kepala saya ke lubang memek sambil menikmati jilatan lidahku. Lalu Siti memintaku untuk memasukan penisku ke dalam memeknya, kemudian aku membuka celana dan CD, aku berikan penis yang lumayan gede dan agak bengkok ketangan Siti lalu di masukannya penisku ke vaginanya. Mulanya susah masuk, tapi atas kegigihan dan bantuan tangan Siti akhirnya bisa masuk “Blessh” terdengar sedikit rintihan Siti

“Sakit Gung.., sakit.” Saya berpikir “Baru saja 1/2 yang masuk sudah begini.., bagaimana kalau semuanya masuk”, kemudian aku perlahan-lahan menaik-turunkan pinggangku berkali-kali, sambil memasukan penis saya lebih dalam lagi, tidak terdengar rintihan hanya bisikan-bisikan mesra yang meminta agar saya memperdalam tusukan kontolku, saking begitu nikmatnya Siti memejamkan kedua matanya dan meminta lebih dalam lagi “Gung.., terus Gung.., lebih dalam lagi.., terus..” beberapa saat kemudian terasa badan saya mengejang dan saya memeluk tubuh Siti, tiba-tiba mata Siti terbuka dan bertanya, “Ada apa Gung.., kok kamu berhenti.. eh.. apa ini, kok terasa seperti ada yang menembak didalam memek ku gung”, lalu dia berkata lagi

“Gung.., tapi nikmat terusin dong.., ayo dong..” Kemudian saya coba untuk mengangkat penis saya tapi terasa ngilu sekali sampai saya nyengir. Siti bertanya, “Gung.. kenapa, sakit?” Aku jawab,

“Tidak..” Dan aku mulai menaik-turunkan pinggang untuk melanjutkan permainan walaupun ada rasa ngilu. Beberapa menit Siti meminta mempercepat tempo gerakan “Cepatin dikit..” sambil memegang pantatku dan akhirnya ia mengejang kurang lebih 6 detik sambil memeluk erat badan saya dan melepaskan nafas yang sepertinya tertahan dari tadi, perasaan lemas dan ada sesuatu yang sepertinya membuat aku menyesal, tapi apa yah (saya berpikir) apakah karena saya telah melakukan ini atau ada perasaan takut? Akhirnya kami tertidur lelap, pagi harinya setelah kami mandi kemudian sarapan dan bersiap-siap berangkat ke kampus, Siti memberitahukan bahwa dirinya telah dijodohkan oleh ortunya di Riau dengan anak pengusaha. Katanya “Gung.., aku betul-betul minta maaf ya, bukan maksud Siti mau menyakiti kamu, karena setelah kuliah kita nanti selesai, mungkin kita tidak akan bertemu lagi sebab, aku harus kembali ke Riau dan menikah dengan lelaki pilihan ortu Siti.” Waktu itu juga aku seperti tidak ada tenaga, lemas, menyesal campur marah. Saya menangis dan berkata, “Mengapa.., Siti.., mengapa kau lakukan ini semua, kalau seandainya aku tahu kamu sudah dijodohkan dengan pilihan ortu kamu, aku tidak akan menyentuh bahkan tidur dan melakukan di luar batas-batas kewajaran dengan kamu? lantas apa yang harus aku lakukan.” Dia menjawab dengan berlinang air mata “Gung.., aku sayang sama kamu.., aku rela Kegadisanku diberikan kepadamu dan aku bangga bisa memberikan sesuatu yang berharga pada diri aku dan berarti untuk orang yang aku sayangi dan cintai, aku mohon setelah kejadian ini kamu harus bisa melupakan aku, waktu semalam aku kan bertanya, apa yang membuat kamu percaya bahwa aku sayang sama kamu, kamu kan yang mengiginkan semua ini?” Aku bantah,

“Tapi kenapa kamu tidak bilang bahwa kamu sudah dijodohkan dengan orang kaya pilihan ortu kamu?” Ia jawab lagi, “Pokoknya kamu tenang saja Gung.., dan aku juga sekarang akan berusaha untuk melupakan kamu kok..? izinkanlah aku untuk pergi. Aku mau pulang sekarang”, aku tidak menjawab, ia mencium bibir saya dan berkata “Aku sayang kamu kok” aku bentak Siti

“Jika kamu sayang.., tinggalah bersama aku.” Siti tersenyum manja dan berkata,

“Jika aku menikah dengan kamu.., kamu mau memberi makan apa..” Rupanya Siti memancing supaya aku benci dan kesal terhadap dia, tapi aku nggak bisa marah, hanya menangis, lalu ia duduk dan berkata lagi

“Maafkan aku Gung.., bukan itu masalahnya.., bukan kamu nggak bisa memberi makan dan aku yakin serta percaya kamu bisa membahagiakanku, tapi yang jadi tujuan utama hidup aku, aku hanya ingin membahagiakan orang tuaku, biarlah aku berkorban, walaupun kita melanjutkan hubungan kita ini dan tanpa restu orang tua.., pasti kita tidak akan bahagia. Sejak itu saya sadar, hatinya memang suci, ingin membahagiakan kedua orang tuanya dan menikah dengan “lelaki kaya” serta ia rela berkorban walau harus kehilangan “mahkotanya” demi seseorang yang sayanginya. Para pembaca sekalian.., itulah kisah nyata yang menimpa saya sebagai anak kampung.. Cerita ini dulu saya alami 4 tahun yang lalu. Dan kemarin bulan September 1999, saya dengar dari teman bahwa dia melahirkan seorang bayi perempuan dan kenangan saya sewaktu bersamanya terbayang kembali. Ingin saya menengok Siti, tapi saya takut merusak kebahagiaan rumah tangga mereka. Saya merasa bersalah, merasa dibohongi, saya merasa ditipu. Mungkin setelah saya berbagi kisah nyata ini, beban dan rasa bersalah saya bisa sedikit berkurang. 

Bercinta dengan Pacarku yang bawel



Kali ini Aku akan menceritakan sedikit pengalaman yang aku alami sendiri dengan pacarku yang bawel tercinta. Kejadian ini terjadi pada Tahun 2019 tepatnya pada usiaku saat itu baru memasuki umur 20 tahun, dengan tertulisnya cerita nyata yang pernah aku alami ini semoga bisa menghibur Para Pembaca dan bisa menjadi fantasi sex untuk para pembaca.

Aku adalah seorang pria single yang ngerantau disebuah Pulai terbagus diIndonesia yaitu Pulau Bali, aku bekerja di sebuah perusahaan yang bergerak dibilang Tour Guide atau bisa disebut sebagai Pemandu Wisata yang bertugas memberikan Bantuan, Informasi, Sejarah, Warisan Budaya yang kita kunjungi di suatu destinasi wisata. Berbicara masalah gaji bisa dibilang gajiku lumayan besar, untuk gajiku perbulan saja bisa mencapai sebesar 15 juta belum lagi dengan bonus kinerja ku.

Dari gajiku yang aku kumpulkan selama bekerja 2 tahun pada akhirnya aku pun bisa membeli sebuah Apartement yang harganya 800 juta. Sebagai seorang Pria Single yang mempunyai gaji yang cukup fantastis yang memiliki Apartement dengan harga yang tidak murah aku cukup bangga dengan diriku sendiri.

dan cerita ini terjadi pada suatu hari ketika aku sedang libur bekerja yang berikan perusahaan padaku karena kinerja ku yang sangat bagus, aku berlibur sendiri di sore hari pada sebuah pantai yang sangat amat terkenal di Bali, menikmati Angin sepoi sepoi yang sangat amat segar, menikmati pemandangan indah dari sekitar pantai dan sunset yang dimana sedikit lagi malam akan tiba.

Pada saat itu aku melihat seseorang Wanita yang duduk sendiri tidak jauh didepanku, aku melihat wanita itu sangat asik dengan Handphone yang dipegang, Kulitnya Putih, Bola matanya coklat sangat menarik untuk dilihat, dengan badan yang lumayan sexy, dengan ukuran dada yang lumayan muking 36B.

Aku pun pada saat itu tertarik dengan Wanita yang ada didepanku yang sangat fokus dengan handphone nya, aku pun menekatkan diri supaya aku bisa berkenalan dengannya. Aku berjalan dan tepat didepan kursi kosong yang ada didepan wanita tersebut, aku pun memanggil nya "hei" sahut ku ke wanita tersebut, kemudia wanita tersebut mengangkat sedikit kepalanya menghadap aku dia pun membalasku "hei juga", kulihat secara dekat wanita tersebut cantik sekali dan senyumannya yang sangat indah.

"Sendirian aja?lagi main game apa tuh" ucapku ke wanita tersebut, "iya nih sendirian aja kebetulan, ini lho game nya seru banget sampe ga inget waktu,tempat kalau aku udah main game ini" ucapnya kepadaku, kulihat game tersebut rupanya game tersebut adalah game yang sangat sering dan aku suka mainkan. "aku juga main game tersebut nih kebetulan" ucapku. "oh ya?? kalau gitu yuk main bareng" ucapnya sedikit kaget ketika mendengar aku juga bermain game yang sama dengan dia.

Kami pun bermain bareng dan cukup lama kami menghabiskan waktu untuk bermain game, langit pun sudah mulai gelap dan dia pun meminta untuk mengsudahi bermain, aku pun mengiyakan dia, kemudian aku pun mengajak nya berkenalan, " Eh kenalan dong dari tadi kita main belum kenalan nih" ucapku sedikit malu malu, " boleh, namaku Fellice 19 Tahun " ucapnya sambil meyodorkan tangannya, "namaku Ken 20 Tahun, salam kenal Fellice" ucapku dan memegang tanganya, tanganya yang mulus putih dan sangat lembut. " masih sekolah ya ?? " ucapku kedia, " iya nih kelas 3 SMA bentar lagi lulus, Ken sendiri gimana? kerja apa kuliah?? " ucapnya, " kebetulan kerja nih udah males megang buku heheh " sahutku kedia sedikit ketawa kecil. " kerja dimana? bagian apa? " tanyanya ke aku, " Guide Tour di perusahaan XXXXX tau kan?? " sahutku. " wah Guidetour , tau nih sering denger juga dari orang orang katanya sih bagus disana" ucapnya.

Lalu kami berbincang banyak mulai dari game,makanan kesukaan bahkan tentang diri sendiri,  "makan bareng yuk" ucapku ke dia, "tapi udah malem banget ini takut dicariin papa,mama" ucapnya ke aku, " bentar aja kok tenang aku anterin kamu pulang kok" ucapku, " bener ya anter aku sampe kerumah,jangan antar aku ketempat lain awas aja" ucapnya dengan sedikit tegas kepadaku. aku pun mengiyakan dan akhirnya kita sampai di sebuah Restorant dengan nuansa outdoor pada pantai tersebut, menikmati angin malam yang sejuk sambil menunggu makanan yang sudah kami pesan datang, dengan lagu yang sangat merdu yang dimainkan para pemain musik yang ada di Restorant tersebut.

Makanan kami yang kami pesan pun telah datang dimeja yang ditata kelihatan sangat bagus, kami pun langsung menyantap makanan yang telah kami pesan, kami pun akhirnya telah selesai menyantap makananan yang kami pesan, kemudian aku pergi ke casier untuk membayar total makanan yang telah kami pesan. "udah nih yuk, jadi ku anter balik ga nih" sahut ku ke dia, " yuk, jadilah kan tadi udah janji mau nganteri " ucapnya kepadaku.

Kami pun menuju parkiran mobil dan langsung menaiki mobil yang telah ku setir, " Rumahnya dimana nih " sahutku kedia, " Rumahku di alamat XXXX blok XX nih tau ga ?? " ucapnya kepadaku, " wah daerahnya nya sejalur dengan apartementku nih "ucapku, " oh ya? emang dimana?? " tanya dia, " apartement ku di XXXXX tau?" tanya ku kedia, " wah lumayan deket nih, bisa lah kapan kapan aku mampir terus kita main game bareng " sahut dia sambil ketawa ke aku, " boleh boleh, kabarin aja kalau mau datang siap jemput kok " kata ku sambil ketawa.

Diperjalanan pun kami tidak banyak berbincang dikarenakan sudah larut malam pasti sudah lelah, dan kurang lebih dari 40 Menit perjalanan menuju pulang kami pun sampai di depan rumah dia, rumahnya mewah bertingkat 2 mempunyai taman mini yang sangat bagus kelihatannya, " udah sampe nih Fel " sahut ku kedia yang sedikit ngantuk, " iya nih, makasih yah udah anter aku pulang " ucapnya ke aku, " Boleh dong aku minta Whatsapp kamu ?? " sambil aku menyodorkan HP ku ke dia, " Boleh dong ,sini ..... nih nomerku,dah ya aku turun dulu babai " sahutnya ke aku dengan senyum. " makasih ya bai " kataku.

dan aku pun menginjak pedal gas mobilku kemudian kuputar mobilku melaju untuk pulang ke apartement ku, kurang lebih 15 menit udah sampai di aprtement ku, aku pun naik dan memasuki apartement ku dan bergegas untuk membersihkan diri. dan aku pun langsung istirahat saat itu dikarenakan lelah seharian diluar sana.

hari berjalan hari aku dan Fellice pun sering berkabaran menggunakan Whatsapp, dan disini aku bisa simpulkan kalau Fellice ini orangnya sangat Bawel, kurang apalagi Wanita cantik yang bawel pikirku,
pada saat itu tidak dapat bertemu dikarenakan aku sibuk bekerja dan Fellice pun sibuk Sekolah,

seiringnya waktu kami pun waktu itu sudah kenal lebih dari sebulan, Malam itu aku sudah matang berpikir untuk menembaknya jadi ceweku melalui HP dikarenakan belum bisa ketemu, lalu ku whatsapp dia " Hai Fel udah tidur belum nih, ada yang mau aku omongin ke kamu " ketikku, beberapa saat dibales " hai Ken kebetulan belum nih habis kerjain tugas sekolah, oh ya mau ngomongin apa nih kek nya penting banget ya haha ", " sebenarnya dari awal aku udah suka sama kamu Fel kamu mau ga jadi pacarku?? " ketikku to the point, "hmmmmm, aku mau kok dari kita ketemu aku juga udah suka sama kamu juga Ken" balesnya balik. pada saat itu aku seneng banget sampai loncat loncat dikasurku tidak menyangka saja aku bisa diterima oleh seorang wanita yang sangat perfect bagiku.

seiring berjalannya waktu kami pun telah berpacaran sebulanan dan pada saat itu aku mendapatkan hari libur dari perusahaanku selama 2 hari, " Fel aku dapet libur nih dari perusahaanku, gimana kalau kamu main ke apartement ku kan sekalian kita ketemu dari sebelum pacaran gapernah ketemu lagi nih " ketikkku ke whatsapp dia, beberapa puluh menit baru dibales sama dia " eh sorry Ken tadi hp ku di cas, boleh nih kapan? hari ini? " balesnya, " iya hari ini, sekalian kita main game bareng, mau ku jemput atau gimana ? ", " aku naik ojek online aja ya " ketiknya kepadaku, " yasudah hati hati ya " ketiikku kedia, selang 20 menit dia pun tiba, " aku udah didepan pintu masuk apartement kamu nih Ken, turun dong " ketikknya, " oke Fel tunggu bentar ya ini turun " ketik ku kedia dan segera turun untuk menjemput pacarku yang cantik ini.

kulihat wanita yang sangat cantik berdiri didepan pintu masuk apartementku menggunakan celana pendek yang sedikit ketat yang sangat menggoda, dan memakai atasan Hoddie pink yang membuatnya kelihatan sangat cantik. " Hai Fel sorry lama " sahutku sambil memeluknya, " Hai Ken, gapapa kok baru juga sampe bentar " jawabnya sambil memelukku balik. " yuk ke apartement ku " ajakku kedia.

Tibalah kami apartemenku kemudian aku menuruh Fellice untuk duduk saja dan aku pergi kebelakang untuk membuatinnya secangkir teh, jelang beberapa menit akupun keluar dengan 2 cangkir teh manis dan hangat. " silahkan Fel diminum pasti haus kan lama di perjalanan " ucapku, " iya nih, makasih ya aku minum nih gada apa apa kan" jawabnya sambil sedikit bercanda, " engga ada kok masa ku taruh obat tidur sih " jawabku sontak.

" Ken main game yuk udah lama ga main bareng nih semenjak kamu masuk kerja " ucap Fellice, " yuk Fel " jawabku. kemudian kamu pun bermain bareng, 2 jam lamanya kami bermain pada saat itu dan kemudian ku ajak untuk berhenti main dikarenakan aku sudah sedikit bosen dengan game tersebut, si Fellice pun mengiyakan, " nonton yuk aku ada film bagus nih romance " jawabku, " boleh nih sana putar " jawabnya, kemudian aku memutar film tersebut,

Film yang mengkisakan sepasang remaja yang sedang dalam kasmaraan jatuh cinta, kami pun menikmati film tersebut, kami duduk berdekatan di satu kursi yang sempit, ntah menit keberapa difilm tersebut menayangkan adegan ciuman, ku lihat Fellice pun menikmati adegan tersebut, " romantis ya mereka " sahutku, " iya nih " ucap fellice sedikit bernafas dengan cepat.

Akupun memegang Fellice dan kudekatkan wajahku ke Wajah  Fellice, tidak akan perlawanan hanya diam saja Fellice saat itu, aku pun beranikan diri untuk menciumi bibir mungil tersebut, dan dia pun juga tidak ada respon apa apa,kemudian dia membalas ciumanku, kamipun berciuman lamanya sekitar 10 menit pada saat itu akibat kebawa suasana pada film tersebut. " pindah kamar aja yuk disini sempit " tanyaku ke dia, " boleh tapi jangan ngapa ngapain ya " jawabnya sedikit polos, aku pun mengiyakan kemudian ku gendong dia menuju kamarku.

Kamarku tidak ku kunci dikarenakan Apartement ku tinggal sendirian, lalu ku baringkan dia di kasur ku yang empuk. akupun kemudian langsung mencium nya kembali dan diapun membalas ciuman kau, lama kami berciuman dan akhirnya dia melepaskannya. " udahan ya cukup kan Ken " ucapnya, " yauda " ucapku sedikit kecewa dengan wajah yang sedikit cemberut. Fellice pun melihat aku tidak terlalu senang dikarenakan dia meminta untuk berhenti pada saat itu, dan dia tiba tiba menciumi aku lagi, " nih ku kasih lagi jangan cemberut lagi ya " ucapnya kemudian lanjut menciumi ku.

Aku pun membalesnya dan kemudian aku pindah posisi ke atas badan nya, kemudian tanganku bergerak kelehernya hingga ke perutnya, tidak ada respond dari Fellice, mungkin dia juga pasrah atau menikmati , kemudia ku coba untuk memasuki tangan ku kedalam Hoddie yang sedang dia gunakan, ternyata dia hanya memakai tanktop saja.

Kemudian aku menerobos tanktop tipis yang dia gunakan dan tanganku terus meraba raba tubuhnya yang mulus hingga menyentuh Bra Fellice, " boleh ya " sahutku kedia , Fellice pun hanya mengangguk pasrah, dan aku pun melepas Hoodie dan Tanktop tipis yang Fellice gunakan, tersisa hanya Bra dan celana pendek yang dia gunakan, kemudian aku melepas bra hitam yang dia gunakan saat itu, ku lihat dua bongkahan payudara yang sangat menarik untuk dilihat dan dipegang, dengan pentil yang warna pink, akupun segera menghisap pentil nya dan Fellice pun sedikit mendesah akibat pijetan ku dan hisapanku ke payudaranya tersebut.

" ah ah mmpsss " hanya itu yang terus terusan keluar dari mulutnya yang mungil. aku pun kemudian menciumi bibirnya supaya tidak banyak mendesah dan setelah beberapa saat ku cumbu dia, kemudian tanganku berpindah ke celana pendek yang sangat menggoda dari awal. kubuka secara kasar celana tersebut tanpa kata kata keluar dari mulutku dan kemudian ku lepas juga celana dalam berwarna putih tersebut, dan dari sana melihat sebuah vagina yang terawat dengan sedikit bulu kemaluan saja.

dan akupun mulai memasukan jariku ke dalam vagina yang sangat menarik tersebut, selang beberapa menit ku mainkan jariku didalam vagina tersebut, Fellice pun terangsang dan terus mendesah, ntah itu keenakan apa kesakitan tetapi tetap kulanjut dan ku jongkok didepan Vagina yang indah tersebut kemudian aku menjilat jilatin liang Vagina Fellice, dan tidak lupa menjilat klitos tersebut.

kemudian dia terangsang " aku pengen pipis " sahutnya yang tergesa gesa, " itu bukan pipis keluarin aja " kataku , tidak lama kemudian dia pun mengeluarkan cairan dari klitors nya dan membasahi kasurku, aku pun sudah tidak tahan dan membuka baju celanaku, dan akupun langsung memasuki Penis ku yang sebesar 19 CM ke dalam vagina tersebut, sulit sedikit untuk mencoba memasukinya dikarenakan Fellice masih perawan dan dia pun menjerat kesakitan, aku pun tetap berusaha menyebloskan Penisku selang tidak lama aku pun berhasil memasuki Penis ku kudalam Vaginanya, dan aku terus memaju mundurkan penis ku didalam vaginanya, kurang lebih 10 menit aku pun sudah merasa spermaku akan keluar dan ku cabut penisku dari vaginanya, dan kusuruh Fellice bangun dan mengulum Penis ku yang sudah tegang.

" gamau ah jijik Ken " katanya, " engga kok tenang aja " dengan sedikit memelas kataku, dan dia pun pasrah untuk mengikuti kemauan ku, penisku sedikit demi sedikit dimasukinnya ke dalam mulut nya yang mungil dan mulai sedikit demi sedikit mulai menghisap penisku, selang beberapa lama spermaku pun akhirnya keluar " aku keluar Fel ditelan ya " sahutku, ku pegang kepala Fellice ku suruh dia untuk menelan semua sperma ku yang keluar dimulutnya, sedikit demi sedikit tetapi tidak semua ditelan sama dia, ada yang dimuntahin juga di kasurku.

" enak ga Fell ? " ucapku, " enak tapi agak sakit " kemudian aku pun tanpa pikir panjang langsung ku masukan kembali penis ku kedalam vaginanya kembali tanpa perlawanan dari Fellice dan sekang 10 menit akhirnya spermaku keluar didalam Vagina Fellice. " aku keluar didalam ya " ucapku,  " jaaa... jangann nanti ha.. hamill " jawabnya sedikit mendesah.

" aku bakal tanggung jawab kok tenang aja " ucapku spontan kepada Fellice, dan ku goyangkan sedikit cepat supaya sperma ku masuk semua didalam liang vaginanya. dan akupun terbaring disamping Fellice akibat lelah dari bercinta dengan Fellice, kami pun ketiduran bareng tanpa menggunakan busana sambil berpelukan.

selang 30 menit ketiduran akhirnya aku pun bangun dan kulihat Fellice sedang tidur dan aku pun terangsang kembali kemudian ku hisap payudaranya yang sangat menarik dan tiba tiba Fellice terbangun dari tidurnya kaget melihat aku sedang menghisap payudaranya,dan dia pun membiarkannya.

Kemudian aku mengajak Fellice untuk membersihkan badan di Toiletku bareng dan saat mandi kami pun bergosok gosokan badan dan saat itu Fellice dengan sergapnya memegang penisku dan kemudian menghisap penisku dan aku pun terkejud Fellice ternyata mempunyai nafsu diam diam juga, aku pun membiarkan nya sambil aku merasakan isepan yang sangat enak. kemudian spermaku pun keluar dan ku semprot ke mukanya.

setelah itu kami pun berlanjut membersihkan badan , setelah selesai membersihkan badan dan aku ingin mengantarnya balik, sebelum mengantarnya balik kami sempat melanjutkan hubungan badan dua kali terlebih dahulu, dan setelah cukup puas aku pun mengantarnya kembali kerumahnya. sepanjang perjalanan aku dan dia banyak berbincang banyak, dan sampai didepan rumah dia kemudian fellice turun aku pun langsung izin pulang dikarenakan sudah lelah sekali.

dan pertemuan pertemuan selanjutnya kami pun sering berhubungan badan mau di apartementku maupun di mobil tetap kami lakukan, itulah pengalaman yang tidak dapat aku lupakan sekian dari pengalaman saya terima kasih semoga terhibur

Bercinta dengan tetangga baruku yang montok


Perkenalkan nama saya Davin dari kota Surabaya, Masih relatif sepi dan siap dibangun segera. Segera kisah yang saya alami pada 16 Maret 2015, ketika sebuah keluarga pindah ke komplek-ku. Pada saat itu, saya memutar mobil ke luar lagi dan anak tetangga ini memakai pakaian tidur yang sangat seksi, dengan tubuh putih, postur yang baik.Pagi itu dia melakukan kegiatan seperti senam pagi. ketika saya masih di mobil memperhatikan senamnya, belahan dadanya sangat bulat sekali dan menggoda. Selang beberapa minggu akhirnya kesempatanku dating jugaa, karena orang tuanya pergi ke luar negeri kurang lebih pada tanggal 25 Desember 2015, tersisa satu-satunya penghuni adalah anak perempuan dan laki-laki di rumah.

 Pada waktu itu, saya berjalan-jalan pagi di kompleks, dan melihat anak gadis tetanggaku juga sedang senam pagi di depan rumahnya.Saat itu kami berkenalan. Panggil Yenny dan akhirnya kami berbicara sekitar 30 menit. Kuketahui umurnya masih sangat muda yaitu 21 tahun. Akhirnya saya dan dia bertukar nomor ponsel. Malam itu saya menelepon Jenny. Ketika saya sedang meminum segelas teh yang baru selesai kubuat, sambil menungggu jenny mengangkat telefonnya. Di sisi lain kemudian Yenny bertanya, “Apakah dia Davin yang menelepon?” . Setelah hamper 30 menit kami berbicara, akhirnya yenny memberanikan diri bertanya “Apakah bang Davin punya pacar? “

“Aku tidak punya pacar. Masih mencari pasangan hidup yang mau menerimaku apa adanya” kataku.“Terlalu rendah hati, Davin,” katanya.“Oke, sudahkah kamu makan?” Aku bertukar bertanya dengan perasaan menyenangkan ke jennny.“Masalahnya adalah sudah ada hidangan di rumah. Apakah kamu makan Davin?” Dia bertanya lagi.“Aku belum punya makanan,” kataku.“Ya, kamu pergi saja ke rumahku dan makan,” kata Yenny.“Tidak, Yenny, aku malu menjadi saudara. Menurutmu apa yang akan kita lakukan lagi?”“Ken tidak ada di sana. Adikku sudah keluar dengan seorang teman pagi ini jadi tolong datang gpp,” kata Yenny.

Wow, dalam hatiku sudah ada kesempatan untuk berduaan dengannya, aku tahu itu bagus, alias kau bisa bercinta dengannya, setelah pembicaraanku berakhir di telepon. Dengan cepat aku mandi dan langsung ke rumahnya. Sesampai dirumahnya akhirnya yenny  membuka pintu untukku dengan memakai daste putih. Dalam hatiku, aku berkata wah asli benar-benar memiliki tubuh yang benar-benar indah hanya mengenakan celana pendek, dadanya sangat besar dan bibirnya sangat kecil. Akhirnya saya masuk ke rumah, saya disuruh makan dulu, dan Yenny mandi.Setelah menyiapkan makanan, saya segera bergegas ke ruang tamu menonton TV, lalu melihat VCD terbuka di meja ruang tamu. Vcd itu ternyata ada film porno yang mungkin baru selesai ditonton si Yenny. Didalam hati saya “ini kesempatan besar untuk saya”.

Akhirnya kuputar kembali vcd itu di ruang tamu . Yenny tampak melompat ketika keluar dari kamar mandi dan melihatku  sedang menonton VCD porno yang saya tonton.“Jennie, apakah kamu juga menyukai pornografi?” Tanyaku“A … Ah … hanya darimu,” kata Yenny dengan wajah merah. “Yah, jujur ​​saja, jika aku punya hobi, aku juga suka menonton pornografi,” kataku dengan senyum nakal,“Ya, hobiku terlihat seperti itu, masalahnya membosankan di rumah,” kata Yenny, wajahnya memerah.“Jadi ini dildo? Apa ini? Apakah kamu bermain dengan baik?”Yenny tidak menjawab tapi mengalihkan pertanyaan lainnya kepadaku“Oh, kamu Davin,


Menyenangkan tidak menonton film porno sendiri tanpa teman,” kata Yenny dengan senyum nakal. Dalam pikiranku gadis ini juga hebat, jadi aku mengajak  Yenny untuk duduk di sampingku karena aku melihat Yenny masih berdiri dan menatapku seperti itu.Yenny akhirnya duduk disampingku, dan aku berbisik kepadanya “aku bisa membuatmu lebih senang daripda hanya menggunkan dildo ini,” kataku sambil tertawa.

“Benarkah? Punya kamu pasti kecil,” kata Yenny yang duduk di sebelahku.Pada saat itu, saya segera mengambil tangannya dan memasukkannya ke celana saya dan saya hanya tersenyum padanya.“Apakah itu yang nama kecil?” Kataku.“Davin itu juga luar biasa … Hehehe,” kata Yenny dengan wajah penasaran. Jadi saya langsung memeluk Yenny dan membuka pakaian yang saya gunakan segera dengan keinginannya. Sangat mudah dibuka dari belakang, termasuk tali bhnya.

Akhirnya jreng kami berdua sudah bugil dan saya yang sudah melihat semuanya, dadanya yang sangat bulat dengan putting yang menggoda sekali untuk segera dimainkan oleh lidahku.“Wow, Yenny, tubuhmu sangat indah,” kataku, menatap kedua payudaranya.Nikmatnya Memek Gadis Sexy Si Tetangga Baruku “Oh, kamu benar-benar nakal,” katanya dengan malu-malu pada kucing itu. Aku langsung bergegas menghisap kedua payudaranya yang masih terlihat merah muda,

“Uhmmm .. Uhmmmm sruppp … Sruppp”“Hmm … mmmm” Yenny.“Yen hisap penisku” kataku dalam keinginan memuncak, dia segera bergegas dan dengan bersemangat membuka celanaku dan mulut imutnya memasukan penisku secara langsung ke dalam.“Oh … ah … oh, bibir tipismu benar-benar bernafsu padaku, hatiku sangat terpancar,” kataku“Harap diam, itu sudah berisik karena benar-benar berisik di EMU, apa lagi saya sedang menghisap batangmu” katanya. Saat itu, saya langsung membawa Yenny ke kamar saya. Setelah sampai di kamar saya langsung merebahkan yenny ke tempat tidur dan menjilat dengan ganas daging yang berada di memeknya.

.“Oh, ah, ah, ah, sayang yyyy benar-benar bagus …” desah, Yenny.“Laggiiiii sayang … ah … Ahhhhh …” Pinta, Yenny“Slurrppp” . Aku tiba-tiba memasukan batangku ludes ke dalam meki yenny dan yenny terkejut sebentar.. kugoyangkannn pelan-pelan keluar masuk.“Goyang dlu lebih awal,” kataku.“Oh … Ahhhhhh … Ahhhhhh …. Oh, nikmatnyaa” desah, Yenny.“Ohh,, nikmatnya mekimuuuu yenny,” kataku lagi“Oh … ah … ah …” Keluh Yenny dan Yenny sudah orgasmee, tapi aku belum menembak, jadi aku akan melanjutkan sampai mereka menembus penisku …“Oh ah … ah ah ah ah ah ah … Saket” Yenny menghela nafas“Nikmatinn bentar sayangg” Katakuu sambil mengoyangkan dengan kencang penisku“Oh … Ahhhhhh … Ahhhhhh …. Oh, nikmatnyaa” desah, Yenny.

“ Sayangg akuu sudahh mau keluarrrr” tahanku”“Keluarin didalam saja ohhhhh, aku pengen rasainnn pejumuuu ricc “ Kata Yenny“Oh … ah … ah … Crotttt” Aku akhirnya tertembak. Pada saat itu, saya menarik penisku dan memasukkannya ke dalam mulutnya dan memaksanya untuk menghisap dan memberikan penisku dengan mulutnya …“Ah ah ah ah ah” Setelah 5 menit di emu-nya, aku menyeret dan berbisik padanya. “Mana yang terbaik ? dildo atau penis terbaik?”Baca juga: Sensasi Perselingkuhan Dengan Tukang Delman Yang Perkasa“Penismu sayangku” balasnya dengan mengecup kembali bibirku..Akhirnya setiap kali ada kesempatan saya dan yenny selalu melakukannnya baik di rumahku maupun terkadang di hotel atau saat rumahnya sedang sepi.

Perkosaan Terhadap Calon Pengantin

Perkosaan Terhadap Calon Pengantin

KASIR4D - Aku pernah berbagi kisah dengan teman-teman pembaca semua, dan aku akan melakukan hal yang sama sekarang untuk yang kedua kalinya. Statusku yang bebas (mahasiswa perantau) membuatku tidak terbatas dalam berbagai aktifitas, walau seringkali diantaranya bermuatan negatif. Pengalaman ini terjadi pada tahun 2015 di bulan November, dimana kota Surabaya sedang diguyur hujan. Merupakan pemandangan langka kalau Surabaya dicurahi hujan, karena lebih sering kota ini berada dalam kondisi kering.Kesempatan itu kumanfaatkan untuk berkeliling mengitari Surabaya karena suhunya agak bersahabat. 

Aku berkeliling dengan menggunakan angkutan umum, ke tempat-tempat favorit dan belum pernah kujalani sebelumnya. Kali ini aku bersantai di Galaxy Mall, yang banyak dikunjungi WNI keturunan. Mataku liar melirik-lirik wanita putih mulus dan trendy. Entah kenapa sejak dulu aku terobsesi dengan wanita Chinese yang menurut pandanganku adalah tipikal sempurna dalam banyak hal.Dilantai paling atas, mataku tertuju kepada seorang gadis cantik dan seksi, sedang makan sendirian, tak ada teman. Dengan teknik yang biasa kulakukan, kudekati dia. Kami berkenalan sejenak dan dia menawariku ikut makan. Aku bilang aku sudah kenyang. Dia bernama Dewi. 

Kami seumuran atau paling tidak dia lebih tua dua tahun dariku. Setelah ngobrol agak lama, dengan mengeluarkan jurus empuk tentunya, dia mengajakku pulang bersama, karena aku mengaku akan menunggu angkutan sampai hujan reda. Akhirnya, aku pun setuju, dan segera berangkat bersamanya.

Di dalam mobil, aku tak bisa tenang karena ketika menyetir, aku bisa melihat dadanya yang montok dan paha mulusnya bergerak gesit menguasai kemudi. Tapi dia tidak menyadari itu, karena aku tahu dia tidak akan suka. Hal itu kusadari dari pembicaraan sebelumnya. Dia kelihatannya wanita baik-baik. Tapi konsentrasiku sangat terganggu apalagi jalanan di kota Surabaya yang tidak rata membuat dada indah yang bersembunyi di balik bajunya bergoyang-goyang. Ditambah lagi harum tubuhnya yang sangat merangsang. 

Akhirnya timbul pikiran jahat di otakku.Aku pindah ke belakang ya.. kataku. Kenapa? Aku ngantuk, mau tiduran, nanti turunkan aku di jalan Kertajaya, kataku berpura-pura. Saat itu sejuta rencana jahat sudah merasuki otakku. Ok, tapi kamu jangan terlalu pulas ya.. nanti ngebanguninnya susah, katanya polos. Di kala otakku sudah kesetanan, tiba-tiba.. Jangan berisik atau pisau ini akan merobek lehermu, ancamku seraya menempelkan pisau lipat yang biasa kubawa. Itu sudah menjadi kebiasaanku sejak di Medan dulu.Don.. apa-apaan nihh..? teriaknya gugup, karena terkejut. 

Aku peringatkan, diam, jangan macam-macam! bentakku sambil menekan permukaan pisau lebih kuat. Aku sudah kehilangan keseimbangan karena nafsu. Jalankan mobilnya dengan wajar, bawa ke daerah Petemon.. cepat..! Ehh.. iiya.. iyahh.. jawabnya dengan sangat ketakutan. Tas yang tadi diletakkan di jok belakang segera kubuka. Seluruh uang dan kartu kreditnya langsung berpindah ke kantongku.Bawa ke Pinang Inn.. cepat! bentakku lagi. Kali ini aku sudah pindah ke jok depan, dan pisau kutempelkan di pinggangnya. 

Sepanjang perjalanan wajahnya pucat dan sesekali memandangiku, seolah minta dikasihani. Jangan mencoba membuat gerakan macammacam.. atau kamu kulempar ke jalan.. mengerti? ancamku lagi sambil berganti posisi.Aku mengambil alih kemudi. Entahlah, saat itu aku merasa bukan diriku lagi. Mungkin iblis sedang menari-nari di otakku. 

Dia hanya membisu, dengan tubuh gemetar menahan rasa takut. Tiba-tiba HPnya berbunyi, kurebut HP itu dan kuhempaskan di jalan sampai pecah. Ingat.. jangan bertindak aneh-aneh.. kalau masih ingin hidup.. pesanku sesampainya di parkiran Pinang Inn. Mobil langsung masuk garasi, dan aku menghubungi Front Officer. Kubayar, lalu kembali ke garasi.Keluar..! Dengan wajar kugandeng dia masuk kamar. 

Kukunci dan kusuruh dia telentang di kasur yang empuk. Kunyalakan TV channel yang memutar film-film biru. Pinang Inn memang disediakan untuk bermesum ria. Dia kelihatan semakin ketakutan, ketika melihatku langsung membuka baju dan celana. Dengan hanya menggunakan CD, kurebahkan tubuhku di sampingnya dengan posisi menyamping. Pisau itu kugesek-gesek di sekitar dadanya. Agar proses ini tidak menyakitkan, kamu jangan bertingkah.. atau besok mayatmu sudah ditemukan di laut sana.. paham?Sam.. ke.. ke.. napaa.. jadi be.. gii.. ni? Apa.. salahku? dengan ketakutan dia berusaha membuatku luluh. 

Salahmu adalah.. kamu memamerkan tubuhmu di hadapan singa lapar.. Segera, seluruh bajunya kusobek dengan pisauku yang tajam. Mulai dari bagian luar sampai dalamnya. Kini dia telanjang bulat di antara serpihan pakaian mahal yang kusayat-sayat. Dia menangis, mata sipitnya bertambah sipit karena berusaha menahan air mata yang mulai mengalir deras ditingkahi isaknya yang sesenggukan. Sejenak aku tertegun menyaksikan keindahan yang terpampang di hadapanku.DewiDada putih mulus yang montok, tubuh langsing, dan.. ups.. liang kemaluannya yang merah muda bersembunyi malu-malu di antara paha yang dirapatkannya. 



Kubuka pahanya. Jangann Sam.. kumohon jangan.. pintanya memelas. Aku sudah tidak peduli. Hei.. Dewi.. bisa diam nggak? Mau mati? Hah..? ancamku sambil menampar pipinya. Wajahnya sampai terlempar karena aku menamparnya cukup keras. Silakan menjerit.. ini ruangan kedap suara.. ayo.. menjeritlah.., ejekku kesenangan. Segera kulebarkan pahanya, kuelus permukaan kemaluannya dengan lembut dan berirama.Sesekali dia menatapku. Ada juga desah aneh di bibirnya yang tipis. Aku terus mengelus kemaluan itu, sambil dua jariku yang menganggur mempermainkan puting susunya bergantian. Dia hanya bisa mendesah dan menangis. Kudekatkan wajahku ke sela paha mulusnya. Dengan perasaan, kukuak liang kemaluannya, indah sekali. Seumur hidup, baru kali ini aku melihat kemaluan wanita seindah itu. 

Bentuknya agak membukit mungil, ditumbuhi bulu yang halus dan lemas.Bibir kemaluannya kupegang, kemudian lidahku kujulurkan memasuki lubang yang nikmat itu. Kujilati dengan perlahan, mengitari seluruh permukaannya. Shh.. Sam.. Samm.. jangaann.. sshh.. Dewi sampai terduduk. Ada sesuatu yang lucu. Dalam situasi itu sempat-sempatnya dia menggoyang pinggulnya mendesak mulutku, dan menjambak rambutku sesekali. Dalam hati aku tertawa, Dasar wanita.. munafik. Ayo.. Wii.. ayo.. kataku pelan mengharap cairan itu segera keluar membasahi kemaluan indahnya. Saat itu kesadaranku perlahan hadir. Perlakuanku kubuat selembut mungkin, namun tetap tegas agar Dewi tidak bertindak ceroboh.Kali ini lidahku mengait-ngait klitorisnya beraturan namun dengan arah lidah acak. Dia makin bergetar. 

Goyangan pinggulnya terasa sekali. Lho.. diperkosa kok malah enjoy.. ayo.. nangis lagi.. mana..? olokku. Samm.. jangannhh.. janganh.. balasnya malu-malu, berusaha menggeser kepalaku dari selangkangannya. Tapi setelah kepalaku digerakkan ke samping, malah ditariknya lagi hingga mulutku langsung terjatuh di bibir kemaluannya.Aku pun paham, dia ingin menunjukkan ketidak sudiannya, namun di lain pihak, dia sangat menginginkan sensasi itu. Nih.. aku kasih bonus.. silahkan menikmati.. kataku sambil melanjutkan jilatanku. Sementara tanganku yang kiri membelai payudaranya bergiliran secara adil. Kiri dan kanan. Sementara tangan kananku kuletakkan di bawah pantatnya. Pantat seksi itu kuremas sesekali.Oghh.. sshh.. Nina menggelinjang menahan nafsu yang mulai merasuki dirinya. Sesaat dia lupa kalau sekarang dia dalam keadaan terjajah. Sshh.. terrusshh.. Perlahan lahan, cairan yang kunanti keluar juga. Secara mantap, lendir bening itu mengalir membasahi liang kemaluannya yang semerbak. Samm.. Samm… 

Dia berteriak di sela orgasmenya yang kuhadiahkan secara cuma-cuma. Aduh.. Wii.. yang benar aja dong.. ringisku karena saat orgasme tadi, kukunya yang lentik melukai pundakku.Maaf.. maaf Samm.. Aku berhenti sesaat untuk memberinya waktu istirahat. Aku berdiri di samping ranjang. Dia terkulai lemas. Pahanya dibiarkan terbuka. Kemaluan genit itu sudah mengundang batang kemaluanku untuk beraksi. Namun aku berusaha menahan, agar pemerkosaan ini tidak terlalu menyakitkan. Kami berpandangan sejenak. Dia sudah tidak melakukan perlawanan apa-apa, pasrah.Sam.. aku tahu kamu sebenarnya baik, jangan sakiti aku yah.. aku mau menemani kamu di sini, asal kamu tidak melukai aku.. pintanya sambil mengubah posisi telentangnya menjadi duduk melipat lututnya ke bawah pantat. Liang kemaluannya agak tersembunyi sekarang. 

Kamu masih perawan nggak? tanyaku ketus. Iyah.. masih.. Nah.. sayang sekali, kalau mulai besok kamu sudah menyandang gelar tidak perawan lagi.. Ah.. dia tercekat.Sam.. semua uang tadi boleh kamu ambil.. tapi mohon jangan yang kamu sebut barusan.. empat hari lagi aku menikah Sam.. kumohon Sam.. Ah.. daripada cowok lain yang merasakan nikmatnya darah segar kamu, mending aku curi sekarang.. kataku cepat sambil mendekatinya lagi. Sam.. jangan.. kumohon.. Diam! Ingat.. pisau ini sewaktu-waktu bisa mengeluarkan isi perutmu.. ancamku.Dewi terkejut sekali, karena menyangka aku sudah berbaik hati. 

Padahal aku juga tidak sungguh-sungguh marah padanya. Mungkin karena aku yang sudah terbiasa berteriak membuatnya ketakutan. Sekarang giliranmu, kukeluarkan batang kemaluanku yang sudah agak terkulai. Kupikir aku nggak perlu menjelaskan lagi cara membangunkan preman yang satu ini.. kataku sambil mengarahkan kepalanya berhadapan dengan batang kemalauanku yang lumayan besar.Sejenak dipandanginya diriku. Tanpa berkata apa-apa dia memegang batang kemaluanku dan mengocoknya perlahan. Dikocoknya terus sampai perlahan, si batang andalanku naik. Cuma itu? tanyaku lagi. Dibuka mulutnya dengan ragu-ragu, kebetulan sekali adegan di TV channel juga sedang memperagakan hal yang sama. Aku sebenarnya ingin tertawa. Tapi kutahan, karena gengsi kalau dia tahu. Dikulumnya batang kemaluanku. Aku berdiri di atas ranjang.

Dia berjongkok dan mulai menggerakkan kepalanya maju mundur. Ahh.. aku mengerang merasa nikmat sekali. Kulihat matanya sesekali melirik TV. Biar saja, pikirku dalam hati. Toh ini demi keuntunganku. Dijilatinya kepala kemaluanku. Tapi dia tidak berani menatap wajahku. Auhhgghh.. Jangan dilepas.. seruku tertahan. Aku jongkok dengan mengarahkan kepala ke sela pahanya. Aku telentang di bawah. Posisi kami sekarang 69. Sewaktu berputar tadi dia menggigit kemaluanku agar tidak lepas dari mulutnya. Lucu memang. Dengan bibir kemaluan tepat di atas wajah, kujilati dengan mantap.Kali ini gerakan lidahku liar mengitari permukaan kemaluannya. Sesekali kusedot bukit kecil itu sambil memasukkan hidungku yang kebetulan mancung ke lubang senggamanya. Oghh.. Ahh.. Kami berseru bersahutan. Kubalikkan tubuhnya. Sekarang dia ada di bawah, namun tetap 69. Kali ini aku lebih leluasa menjilati kemaluannya. 

Augghh.. Samm… enakkhh.. terusshh.. pintanya. Lalu kembali menyantap batang kemaluanku dengan garang. Sesekali aku merasakan gigitan kecil di sekitar kepala kemaluan. Pintar juga dia, pikirku dalam hati.Lidahku kujulurkan masuk ke lubang sempit itu dan menari di dalamnya. Pantatku kugoyang naik turun agar sensasi batang kemaluan yang berada di kulumannya bertambah asyik. Sambil menjilat liang kemaluan itu, jari-jariku mempermainkan bibir kemaluannya. Ougghh.. Sam.. enakkhh.. Samm.. ahh.. Samm.. serunya dibarengi aliran hangat yang langsung membanjiri lembah merah muda itu. Sekarang waktunya Wii. Aku mengambil posisi duduk di antara belahan kedua kakinya. Dia masih telentang. Kugesek lagi kepala kemaluanku yang sudah mengeras sempurna beradu dengan klitorisnya yang menegang.

Dia setengah duduk dengan menahan tubuhnya pakai siku tangan, dan ikut menyaksikan beradunya batang kemaluanku dengan klitorisnya yang sudah menjadi genit. Batang kemaluanku itu kuarahkan ke liang memeknya. Jangann.. kumohon Sam… jangan.. serunya tertatih sambil mencengkram batang kemaluanku. Aku bersedia memuaskan nafsumu, dengan cara apa saja, asal jangan mengorbankan pusakaku. Oh ya? Kalau dari anus mau nggak? tantangku. Tapi sebenarnya aku tidak lagi peduli karena kemaluanku sudah minta dihantamkan melesak lubang kemaluannya.Yah.. terserah kamu Sam.. Nggak.. mau.. aku cuma mau yang ini, ini lebih enak.. teriakku sambil menunjuk liang kemaluannya. Nih.. pegang.. masukin.. Dengan ragu dipegangnya batang kemaluanku. Sam… apa tidak ada cara lain? Cara lain? Ada-ada saja kamu.. 

Hei.. kamu jangan bertingkah lagi ya.. jangan sampai kesabaranku hilang. Kamu beri satu milyar pun sekarang aku nggak bakalan mau melepaskan punya kamu itu sekarang. Aku sudah nggak tahan.. paham.. paham? paham..? bentakku dengan nada suara lebih meninggi.Pisau yang tadi kusembunyikan di bawah kasur kuacungkan dan kutekan kuat di dadanya. Samm.. sakitt.. jangann.. rintihnya ketika pisau tadi melukai dada putihnya. Aku terkesiap. Namun tak peduli. Ayo.. dimasukin.. kali ini pisau kutekan lagi. Darah segar mengalir perlahan dari luka yang kuperbesar, walau tidak begitu parah. Dengan berat disertai ketakutan, dipegangnya kemaluanku. Diarahkannya ke liang memeknya. Sulit.. sakitt.. Sam.. ampunn.. Sam.. 

Pegang ini, kataku tidak sadar karena memberikan pisau itu ke tangannya.Dia juga tidak menyadari kalau sedang memegang pisau. Lucu sekali. Aku hanya bisa tersenyum kalau mengingat masa itu. Aku menunduk dan menjilati kemaluannya. Dia melihatku menjilati barangnya. Sesekali kami bertatapan. Entah apa artinya. Yang pasti aku merasa sudah memiliki mata sipit yang menggemaskan itu. Digerakkannya pinggul besarnya seirama jilatanku. Kuremas juga susunya yang segar merekah. Augghh.. Ahh.. jilatanku kupercepat. Cairannya mengalir lagi walau tidak sebanyak yang tadi. 

Aku kembali duduk menghadap selangkangannya.Tiba-tiba aku sadar kalau sebilah pisau ada di tangannya. Segera kuambil dan kulempar ke lantai. Dia juga baru sadar setelah aku mengambil pisau itu. Namun sepertinya dia memang sudah takluk. Wii.. ludahin ke bawah.. yang banyak.. kataku sambil menunjuk kemaluannya. Kami sama-sama meludah. Kuoleskan liur yang menetes itu ke batang kemaluanku, juga ke kemaluannya. Sesekali dia juga ikut mengusap batang kemaluanku dengan air ludah yang dikeluarkannya lagi di telapak tangannya. Aku memandanginya dengan sayang. Dia juga seolah mengerti arti tatapanku itu.Aku segera mengecup bibirnya. Dia membalas. Kami berpagutan sesaat. 



Kurasakan batang kemaluanku bersentuhan dengan perutnya. Ayo dicoba lagi.. Kali ini dipegangnya kepala kemaluanku. Ah.. Shh Dan.., Oogghh.. aahh.. Shh.. Kepala kemaluanku masuk perlahan. Sempit sekali lubang itu. Kusodok lagi perlahan. Dia hanya bisa menggigit bibir dan mencengkram tanganku. Sesekali nafasnya kelihatan sesak. Namun ada juga desah liar terdengar lirih. Sam.. aku benci.. kaamu..Ngentot Dengan DewiKusodok terus, sampai akhirnya semua batang kemaluanku terbenam di liang kewanitaannya. Aku tahu itu sakit. 

Namun mau bilang apa, nafsuku sudah di ujung tanduk. Brengsek.. Samm… baajingann.. kamu.. shh.. oghh, Aku tak peduli lagi umpatannya. Yang kurasakan hanya nikmat persenggamaan yang benar-benar beda. Shh.. shh.. Samm… Samm…Kupeluk dia erat-erat. Goyanganku makin liar. Aku hanya bisa mendengar dia mengumpat. Sesekali kupandangi wajahnya di sela nafasku yang ngos-ngosan. Beragam ekspresi ada di sana. Ada kesakitan, ada dendam, tapi ada juga makna sayang, dan gairah yang hangat. 

Kulihat titik-titik darah mulai mendesak lubang sempit yang tercipta antara batang kemaluan dan liang kewanitaannya. Seketika tangisnya meledak. Sam… bajingann.. kamuu.. jahatt.. kamu Sam.. ahh.. uhh.. dia memukul dadaku keras sekali. Tangisnya makin menjadi. Aku iba juga. Kutarik kemaluanku dari liang kemaluannya.Darah segar mengalir memenuhi lubang yang memerah padam dan lecet. 

Kemaluanku kukocok sekuat tenaga ketika spermaku muncrat. Ahh.. ahh.. Air maniku memancar keras membasahi dada dan sebagian wajahnya. Dia menangis sesenggukan. Nikmatnya memek perawan kamu Wii.. kataku tersenyum senang. Aku langsung menjilati darah segar yang sudah membasahi pahanya. Segera kugendong dia menuju kamar mandi. Di bibir bak, kududukkan dia.Kuambil kertas toilet dan membasuhnya dengan air. Kuusap darah yang ada di sekitar kemaluannya dengan lembut. Darah di dadanya yang sudah mengering juga kulap dengan hati-hati. Kamu puas sekarang.. bukan begitu Sam? ejeknya di sela tangisnya. Aku terdiam. Aku merasa menyesal. 

Tapi mau bilang apa. Nasi sudah menjadi bubur. Kubersihkan semua darah itu sampai tidak berbekas. Kujilati lagi kemaluannya dengan lembut. Aku tahu, yang ini pasti tidak bisa ditolaknya. Benar, dia mulai bergetar.Dipegangnya tanganku dan diremasnya jariku. Tissue yang kupegang dibuangnya, malah jemariku dituntunnya ke sepasang dada montok miliknya. Ahh.. shh.. sekalian ajaa.. Sam… hamili.. aku.. biar kamu.. lebih.. puass.. katanya sambil menangis lagi. Aku sungguh tak mengerti. Terus terang di sana aku seperti orang bodoh. 

Tapi dengan santai kujilati terus kemaluannya. Diraihnya batang kemaluanku dan dikocok-kocoknya perlahan. Kemaluanku sudah terkulai.Lama dia mencengkeram kemaluanku sampai akhirnya bangkit. Nafsuku kembali membara. Kugendong lagi dia, dan jatuh bersama di ranjang empuk. Kami berpelukan dan berciuman lama sekali. Kumasukkan lidahku ke dalam mulutnya, dan menjilati rongga mulutnya. Entah berapa kali kami saling bertukaran air liur. 

Bagiku, air ludahnya nikmat sekali melebihi minuman ringan apapun. Ketika aku berada di bawah, aku juga menelan semua liurnya tatkala dia meludahi mulutku. Terserahlah, apakah dia marah atau bagaimana. Sepanjang dia merasa bebas, aku melayaninya.Hitung-hitung balas budi. Hehehe.. Aku bergerak ke bawah, menjilati tiap inci sel kulitnya. Lehernya bahkan kuberi tanda cupangan banyak sekali, walau aku tahu empat hari lagi dia akan menikah. Peduli setan. Ahh.. Sam… hhsshh.. yanghh.. itu.. nikhhmatt, serunya tertahan ketika putingnya kusedot dan kujilati dengan bernafsu. Tanganku merayap ke bawah dan membelai lubang kemaluannya yang masih basah. Aku terus merangkak turun, menjilati perutnya dan mengelus pahanya dengan nakal.Sesampainya di sela paha kubuka lagi kedua kakinya, terkuaklah liang kemaluan yang kumakan tadi. 

Kali ini bentuknya sudah berbeda. Lubangnya agak menganga seperti luka lecet, namun tidak berdarah. Segera kujilati lagi untuk kesekian kalinya. Samm… enakhh.. nikmathh.. Jari telunjukku kumasukkan lembut ke lubang itu sambil menjilati kemaluannya sesekali. Aduhh.. duh.. enaknyaa.. Sam.. jangan.. berhenti, serunya sambil menggelinjang hebat. Pinggul itu bergerak liar mendesak mulutku.Kutindih dia dan kuarahkan batang kemaluanku. Uhh.. sshh, serunya sesak ketika batang kemaluanku kuhantamkan ke liang kenikmatan itu. Goyangan demi goyangan membuat erangannya semakin ganas. 

Tentu saja aku semakin beringas. Siapa tahan. Samm… bajiingann! untuk kesekian kalinya dia mengumpatku. Entah apa maksudnya. Kali ini dia sangat menikmati permainan (setidaknya secara fisik, entahlah kalau perasaannya). Kepalanya terlempar ke sana ke mari dan nafasnya mendesah hebat. Wii.. punyaahh.. kamuu.. assiikkh.. ahh, seruku ketika denyutan liang kemaluannya terasa sekali menekan batang kemaluanku. 



Kubalik dia, sehingga sekarang posisinya di atas.Sam.. aku.. akan.. bunuh.. kamuu.. suatu.. saat.. Silakan.. saajahh.. Kami berdua berbicara tak karuan. Oughh.. aihh.. sshh, teriaknya menggelinjang sambil mencabuti bulu-bulu dadaku. Aku merasa kesakitan. Tapi biarlah. Dia sepertinya sangat menyukai. Samm… kamu.. kamu.. dia tidak melanjutkan kata-katanya. Tiba-tiba.., Samm.. Samm… bajingan.. ah.. serunya keras sekali, sambil menggoyang pantatnya dengan cepat dan menari-nari seperti kilat. 

Bunyi becek di bawah sana menandakan dia kembali orgasme.Tapi goyangannya tidak surut. Kucabut batang kemaluanku dan menyuruhnya membelakangiku sambil berpegangan pada sisi ranjang. Kuarahkan batang kemaluanku dari belakang dan, Oughh.. oughh.. oughh.. oughh.. tiap sodokanku ditanggapinya dengan seruan liar. Kugenjot terus sambil meremasi kedua susunya yang ikut bergoyang. 

Lama kami pada posisi itu, tiba-tiba aku didorongnya dan dia berdiri di hadapanku. Aku ditamparnya keras dan memelukku erat.Ditariknya aku ke ranjang dan memegang kemaluanku. Ditindihnya aku, dia sendiri yang menghunjamkan kemaluanku ke liang kewanitaannya. Rasakan nihh.. bajingan.. shh, teriaknya sambil menari-nari di atasku. Aku tahu dia akan orgasme lagi. Aduh..Wi… pekikku tertahan ketika sekarang dia malah menggigit punggungku. Sam .. Sam… dia berseru kencang dan memeluk erat kepalaku di dadanya. 

Kupeluk juga dia dan mengangkatnya. Kami berdiri di lantai. Dengan posisi ini aku bisa menyodoknya dengan sangat keras. Kurapatkan ke dinding, dan kupompa sekuat tenaga.Wii.. ahshh.. Samm… Aku mengeluarkan sperma di dalam kemaluannya. Dia memelukku erat sekali. Kami berdua ngos-ngosan. Kuangkat dia ke ranjang. Kami terkulai lemas. Kutarik kemaluanku yang melemah dengan pelan. Kutarik sprei itu karena sudah berisi noda darah dan bercak cairan yang beragam. Kami tergeletak berdampingan, tanpa pakaian. Sam.. kamu berhutang padaku, suatu saat aku pasti menagihnya. Hutang apa? tanyaku. Dia tidak menjawab.Dengan perlahan dia memejamkan mata dan tertidur. Kupandangi wajahnya yang cantik. Tampak lelah. Hmm.. beruntung sekali calon suaminya. Kuelus rambutnya yang lurus indah dengan lembut. Kuciumi keningnya dan kupeluk dia. Aku membenamkan wajahku di dadanya dan terlelap bersama. 

Besoknya kami bangun bersamaan, masih berpelukan. Aku sadar, dia tidak punya pakaian lagi. Segera aku keluar dan pergi ke toko terdekat. Kubeli Tshirt dan celana pendek.Ketika kembali ke kamar, dia membisu dan tak mau menjawab pertanyaanku. Didiamkan begitu aku tak ambil pusing. Kupakaikan Tshirt dan celana pendek ke tubuhnya. Dia masih tetap membisu. Ayo pulang.. ajakku. Dia melangkah lunglai. Kugandeng dia ke mobil, kududukkan di jok depan. Setelah isi kamar sudah kurapikan, aku langsung menyetir mobil. Sepanjang jalan dia hanya diam membisu. Wii.. aku tahu apa yang kamu rasakan. Tapi, satu hal yang aku minta darimu.. jangan membenciku untuk apa yang kuperbuat. Bencilah kepadaku karena aku bukanlah calon suamimu, kataku agak kesal dengan sedikit berdiplomasi. 

Dia memandangku dengan gundah.Namun tetap membisu. Sampai di daerah rumahnya pun dia tetap diam. Oke.. Wii.. aku tak tahu apa yang kamu inginkan. Jika ada yang ingin kamu utarakan, lakukanlah sekarang sebelum aku pergi. Dia hanya diam membisu. Dipandanginya aku agak lama. Karena tidak ada jawaban, kudekati dia dan kucium tangannya. Dia tidak bereaksi. Bye.. Wii.. Aku segera beranjak pergi. Empat hari kemudian aku memang secara diam-diam mendatangi daerah rumahnya.Benar, dari informasi yang kudapat dia memang sedang melangsungkan resepsi pernikahan di sebuah Resto mewah di pusat kota. 

Tapi aku tidak pergi melihatnya. Siapa tahu itu hanya akan jadi luka baru baginya. Pertemuanku terakhir dengannya terjadi di salah satu kafe di Surabaya. Saat grupku manggung, aku melihatnya duduk di depan bersama seseorang (mungkin suaminya). Lagu ini kupersembahkan buat seorang wanita paling indah yang pernah mewarnai perjalanan hidupku, aku pun segera menyanyikan tembang Mi Corazon dengan penghayatan yang dalam.

Dia menikmatinya dengan tatapan syahdu ke arahku. Tentu saja tak seorang pun pernah tahu, bahwa sesuatu pernah terjadi di antara kami. Sekarang setahun sudah lewat. Dia pernah juga meneleponku dan bilang kalau dia sedang hamil tujuh bulan. Ketika kutanya dimana dia saat itu, telepon segera ditutupnya. Well, ternyata aku pun sedang mengalami pemerkosaan darinya. Semoga ini bisa jadi pelajaran berharga buat sobat semua. Ups.. ternyata sekarang ada janji dengan Tante Sandra.

Mengentot Istri Kawan Baikku


Mengentot Istri Kawan Baikku

Kasir4D - Aku mempunyai sahabat sedari kecil, kami tumbuh bersama, kenakalan kecil, belajar mabuk, melamar pekerjaan, bahkan main cewek pun kami berangkat bersama. Hengky memang ganteng dan lumayan playboy. Yang aku tahu pasti, dia termasuk hiper. Two in one selalu menjadi menu wajib kalo kami mampir ke jl Mayjen Sungkono, Surabaya.

Dia juga mempunyai banyak teman mahasiswi yang ‘siap pakai’ dan lucunya dia sering menawari aku bercinta dengan gadis mahasiswinya di depan hidungnya. Terkadang dia mengajak threesome. Aku sih ok ok saja, why not… enak kok. Dan lagi, ketika itu aku cuma karyawan swasta yang bergaji kecil, sedang Hengky sudah memiliki usaha sendiri yang cukup sukses.Sayang sekali di umur 35, sahabatku ini mengalami kecelakaan yang membuat dia terpaksa menggunakan kursi roda. Padahal dia baru 2 tahun menikah dan dikaruniai satu anak laki-laki yang cukup lucu.

Peristiwa ini benar-benar membanting dirinya, untunglah Widya adalah istri yang setia dan selalu memompa semangat hidupnya agar Hengky tidak menyerah. Sebagai sahabat, aku pun tak bosan-bosannya menghibur agar dia mau mencoba mengikuti terapi.Seperti biasa, di malam minggu, aku main ke rumahnya, daripada ngluyur nggak karuan, maklum setua ini aku masih membujang.“Sam, elo masih ingat jaman kita gila dulu? Minimal gue selalu ambil dua cewek, hahaha… dan mereka selalu ampun-ampun kalo gue ajak lembur.” Hengky tersenyum-senyum sendiri. 

Aku memahami, rupanya Hengky terguncang karena kemampuan sex yang dibanggakannya mendadak tercerabut dari dirinya. “Sam, gue harus sampaikan sesuatu ke elo… kenapa gue selalu bicara tentang sex ke elo. Ehm… gini, gue kesian sama Widya… dia istri yang baik dan setia, tetapi gue tidak mungkin memaksa dia untuk terus menerus mendampingi gue. Dia punya hak untuk bahagia. Dan lagi… Ehh… dan lagi…” Hengky terdiam cukup lama.

“Istriku masih muda, 25 tahun… gue nggak ingin dia nanti menyeleweng. Lebih baik kami berpisah baik-baik, dia bisa mendapatkan suami yang lebih baik.” matanya menerawang. ”Tetapi Widya tetap bersikukuh tidak mau. Baginya menikah cuma sekali dalam hidupnya. Tetapi gue kuatir, Sam… gue kuatir… karena… Ehhh, karena… Widya nafsunya besar. Bisa kamu bayangkan betapa tersiksanya dia. Kami dulu hampir setiap hari bercinta.” Hengky terdiam lagi, lama. “Kemarin dia bicara: ‘mas, aku nggak akan menyeleweng, karena cintaku sudah absolut. 

Kalo kamu memaksa untuk berpisah, aku tidak bisa. Memang kalau bicara sex, sangat berat bagiku. Tapi kita bisa mencoba pakai tangan kan, mas? Mas bisa puasin pakai tangan mas, pake lidah juga masih bisa… kita coba dulu, mas…’”

”Kami mencobanya, tetapi karena lumpuhku, jari dan lidahku tidak bisa maksimal, dan dia tidak mampu orgasme. Sempat juga pakai dildo. Itu pun juga gagal. Ini lebih disebabkan posisi tubuhku yang tidak mendukung. Akhirnya aku mengatakan bahwa bagaimana kalau kamu mencoba pakai cowok beneran. Kita bisa pakai gigolo, asal kamu bercinta di depanku, jangan di belakangku. Aku bilang bahwa ini hanya murni untuk menyenangkan dirinya. Kamu tahu… istriku hanya menangis, dalam hatinya sebenarnya dia mungkin mau, tapi entahlah…” Hengky sudah pasrah.

”Hhh… sebenarnya aku mau minta tolong kamu… pertama, kamu temanku, sudah seperti saudara sendiri, kamu belum menikah, kamu sekarang juga sudah nggak segila dulu… mungkin udah berhenti ya? Jadi aku minta tolong… bener-bener minta tolong… puaskan istriku…” kata Hengky, suaranya sedikit tercekat. “No.. no.. no.. nggak, Hen. Aku nggak mau. Maaf, aku gak bisa bantu yang seperti itu. Widya wanita baik-baik, aku melihatnya seperti malaikat. 

Dan aku sungguh menghormatinya. Sorry, aku pulang dulu, Hen… tolong pembicaraan ini jangan diteruskan.” aku menghindar. Widya adalah wanita sempurna, cantik, hatinya lembut, setia ke suami, tidak neko-neko, dan tubuhnya benar-benar sempurna. Hengky benar-benar sinting kalo aku diminta meniduri istrinya.***Tiga minggu kemudian, pagi-pagi aku mampir lagi ke rumahnya, aku pikir dia sudah tidak mau membicarakan itu lagi, ternyata aku salah. Kali ini dia memintaku sambil memohon, bahkan matanya berkaca-kaca. “Sam, please, bantu aku, kamu tidak kasihan lihat istriku? Kami sudah sepakat kalau kamu dan dia tidak perlu ML. 

Mungkin memuaskan dengan tangan atau lidah?”Aku sungguh tidak setuju dengan rencananya, tapi melihat permintaannya, hatiku trenyuh. “Ok, Sam, aku coba bantu, tapi aku perlu bicara dulu dengan Widya…”“Bicaralah dengannya, dia ada di beranda belakang, bicaralah…” desak Hengky.Widya Perlahan aku melangkah ke bagian belakang rumahnya yang besar, aku lihat Widya sedang menyirami bunga, sinar matahari pagi turut menyinari wajahnya yang lembut, kimononya yang berwarna merah kontras sekali dengan kulitnya yang putih bersih, sungguh anggun… Mungkin Hengky sudah memberi tahu karena dia seperti sudah menunggu kedatanganku.

“Hai, Wid… mana si kecil Herto, masih tidur ya?” tanyaku basa-basi.
“Hai, mas. Iya, Herto masih bobok… tumben datang pagi begini, udah sarapan belum?” Widya tersenyum lembut. Wajahnya hanya ber make-up tipis, begitu sempurna.
”Mmm, udah kok… Uum, aku bantu potongin anggrek ya? Dulu aku suka bantu ibuku merawat anggrek… ah, ini sepertinya kepanjangan, Wid… coba deh dipotong lebih pendek lagi, supaya lebih cepat berbunga.” kataku sok serius.

“Mas, aku sangat mencintai mas Hengky. Aku pun tahu dia sungguh mencintaiku. Dia adalah suami yang pertama dan terakhir…” suaranya tercekat, wajahnya menunduk. Tak kusangka Widya bicara langsung ke pokok persoalan. Ini lebih baik, karena semakin lama disini, aku semakin canggung.
“Aku sungguh berharap, mas Samuel tidak menganggapku wanita murahan. Mas Hengky bilang bahwa kalau melihat aku bahagia maka dia juga bahagia. Jadi nanti apa yang kita lakukan harus masih dalam koridor saling menghormati ya, mas…” kini matanya berkaca-kaca.

“Wid, aku ikuti apa maumu, kalau nanti kamu minta berhenti, aku berhenti. No hurt feeling… jangan kuatir aku tersinggung, kamu adalah wanita yang paling aku hormati setelah ibuku. Aku… aku akan memperlakukanmu dengan terhormat.“ bisikku.Perlahan Widya menarik tanganku menuju lantai dua, mungkin ini kamar tamu. Interior kamar sungguh nyaman, warna warna soft mendominasi, mulai dari warna bedcover, bantal dan gorden terkomposisi dengan baik, benar-benar mendapat sentuhan wanita.“Ummm… bagaimana dengan Hengky, dia pernah bilang kalo harus sepengetahuan dia.” tanyaku kuatir, aku tidak mau dituduh mengkhianati sahabat sendiri.

“Mas Hengky nanti datang setelah dia rasa kita ada hubungan chemistry yang lebih jauh. Aku juga keberatan kalo mas menyentuhku di depan mas Hengky terlalu terus terang. Aku tidak mau hatinya sakit. Dan ditahap awal ini aku sungguh berharap kita tidak terlalu jauh. Mungkin aku belum terlalu siap… dan maaf kalo tiba-tiba aku minta berhenti, mas ngerti kan perasaanku?” Widya berkata dengan wajah menunduk. Tangannya terlihat gemetar ketika perlahan-lahan membuka bedcover. Aku hanya mengangguk tanpa bicara.Lalu Widya berjalan menuju meja rias, membelakangiku, perlahan dilepas cincin kawin di jarinya, “Aku tidak bisa bercinta dengan orang lain dengan tetap memakai cincin ini…” katanya berbisik.“Maafkan aku, Wid… aku akan memperlakukan kamu dengan baik.” bisikku dalam hati.



Perlahan dia berbalik menghadapku sambil membuka gaunnya, ternyata di balik kimononya, Rini hanya memakai lingerie warna pink, G string plus stocking putih berenda. “ Aku tidak mau sembarangan untuk memulainya. Ini aku pakai juga untuk menghormati mas Samuel.” Widya berjalan perlahan ke arahku. Aku hanya bisa menahan nafas, dadaku sesak bergemuruh, rasanya sulit untuk bernafas, rasanya aku tidak akan bisa menyentuhnya, dia terlalu indah, Widya terlalu indah untukku… kakiku lemas.Dengan perlahan Widya membuka kancing bajuku, sedikit mengelus dadaku yang berbulu, wajahnya masih menunduk. 

Tanganku menyentuh rambutnya lembut, kemudian aku cium perlahan keningnya. Dengan bertelanjang dada, tanpa melepas celana panjangku, kutuntun Widya ke tempat tidur. Aku peluk lembut, aku ciumi keningnya berulang kali. Turun ke pelipis, lama aku cium di situ. Aku harus membuatnya rileks.Matanya yang indah tampak berkaca-kaca. Hembusan nafasnya masih memburu, bergetar. Aku mengerti, Widya masih belum siap.Aku bisikkan kata-kata lembut ke telinganya, ”Wid, kamu santai saja, aku nggak akan menyentuh yang nggak semestinya kok.
 
Jangan kuatir, kita tidak terlalu jauh, ini hanya semacam perkenalan saja. Ok?“Widya mengangguk sambil memejamkan matanya, mencoba menghayati.Kemudian bibirku menyentuh pipinya, harum Kenzo di lehernya, menuntunku ke arah sana. Lehernya sungguh indah, bibirku menyelusuri leher jenjangnya sambil sekilas menciumi belakang telinganya.“Ahhhhhh… mas… ahhhh…” nafasnya dihembuskan panjang, rupanya tadi dia terlalu tegang. Aku tetap mencium, tidak beranjak dari sekitaran pipi, kening, leher dan telinga. Sengaja tidak kucium bibirnya, takut membuat moodnya jadi hilang. 

Tetapi ternyata Widya sendiri yang mencari bibirku, dan mencium lembut perlahan. Badanku merasa meremang.Kemudian kami berpandangan dekat, matanya lekat menghunjam mataku, seperti mencari kepercayaan disitu. Ini adalah titik kritis, berhenti atau lanjut… Perlahan, Widya memejamkan matanya, bibirnya sedikit terbuka, aku mengerti kalau ini semua bisa berlanjut lebih jauh. Kucium lama dan lembut bibirnya yang indah itu. Perlahan bibirku turun ke leher, sedikit ke bawah. Turun… turun ke belahan dadanya yang ranum. Wanginya sungguh memabukkan. Widya hanya melenguh pelan, “Eehhhhh… mas…”Tanganku mulai mengelus pahanya, aku gosok perlahan, tanganku berhenti ketika jemari Widya menyentuh tanganku. 

Ah, mungkin aku terlalu jauh… ternyata jemari Widya menggosok permukaan lenganku. Kulanjutkan lagi gosokan tanganku ke pangkal pahanya.Kusentuh miss V-nya yang hangat. Aku tidak membuat gerakan yang tiba- tiba, semua harus mengalir lembut. Cukup lama jemariku menyentuh bulu- bulunya. Bibirnya terasa dingin, Widya sudah mulai terangsang… sambil masih mencium lembut bibirnya, jemariku mulai menyentuh klitorisnya. Begitu tersentuh, Widya langsung merintih, nafasnya memburu.

”Mas… uffff, mas… fiiuhhh…” cepat sekali vaginanya basah. Aku memahami, mungkin sudah satu tahun Widya tidak disentuh Hengky.Bibirku perlahan mulai mencium dari belahan dada menuju bukit indahnya. Belum pernah kulihat payudara seranum ini. Lidahku menari-nari di ujung putingnya yang merah muda. Aku sentuh dengan ujung lidah, kemudian sedikit aku sedot, lalu aku lepas lagi, begitu berulang-ulang. 

Nikmat sekali.Aku lirik wajah Widya, sudah merah padam, nafasnya tersengal-sengal. “Geliii… aaahhhh… geli, mas… jangan lama-lama… geliii… aduuuuhhh…” rintihnya.Sengaja aku teruskan jilatanku, dengan sedikit mengeluarkan erangan, agar Widya mengerti kalo aku sendiri juga super terangsang. Eranganku dengan erangannya kini bersahut-sahutan. Kepala Widya bolak-balik terbangun, mungkin karena dia tidak tahan dengan gelinya. Jemariku bertambah cepat menggosok klitorisnya. 

Tiba-tiba jemari Widya meremas rambutku dan kedua tangannya pun menekan kepalaku, sehingga aku sulit bernafas karena terbenam di buah dadanya. Pinggul Widya terangkat tinggi sambil merintih panjang.“Masssssss… ahhhhh…” wanita cantik itu Orgasme!Pinggulnya kembali terhempas ke tempat tidur yang langsung terayun-ayun, badannya melemas, tangannya lunglai ke bawah, sambil berkali-kali menelan ludahnya Widya mulai menangis memalingkan wajahnya.Aku ciumi lembut kepalanya, kucium air matanya di pipi, kemudian kucium tipis bibirnya.Perlahan kepalaku turun ke leher, dada, perut, pusar dan berhenti di bulu-bulu kemaluannya. Lidahku mulai menari di klitorisnya yang super basah. Widya hanya terdiam.Aku masih sibuk menjilati vaginanya yang wangi. Widya mulai recovery lagi… jemari lentiknya meremas rambutku. 



Dagunya terangkat ke atas, nafasnya terputus-putus memburu. Perlahan kuturunkan celanaku… bibirku kembali ke atas, mencium pusarnya, mengecup putingnya kemudian menyentuh bibirnya. Mataku beradu dengan matanya. Pandangan mataku bertanya, haruskah kuteruskan…Widya mengerti kalau batangku tengah menempel di kemaluannya. Perlahan kakinya melingkar ke pahaku. Mata kami tetap berpandangan. Kugesekkan batangku perlahan-lahan, Widya sedikit merintih, bibirnya terbuka.Kepala batangku mulai menekan, menekan… sedikit masuk, masuk lagi perlahan, lalu kaki Widya menekan pinggulku sehingga batangku lebih dalam masuk. Masuk seluruhnya… badanku meremang, batangku terasa hangat. Mata kami masih beradu pandang… tiba-tiba di sudut matanya muncul air bening yang mengalir perlahan ke pipinya. Widya kembali menangis…Kembali aku cium lembut bibirnya. Pinggulku tidak langsung aku gerakkan, agar dia merasa nyaman dulu dengan batangku di dalam sana. Lalu perlahan aku mulai gerakkan pinggulku sedikit demi sedikit, pelan-pelan…

 Widya merintih, ”Mas… aghhhhh…”Gerakan lebih kupercepat. Aku rasakan batangku masuk sepenuhnya ke dalam vaginanya. Tempat tidur mulai berguncang, bunyi geritan besi tempat tidur mulai keras terdengar.Tiba-tiba Widya memelukku erat, bibirnya mendekat ke telingaku dan berbisik, ”Kok besar sekali, mas? Terima kasih… nikmat sekali, mas… ooohhh… nikmat!”Widya kini lebih agresif menciumku, lidahnya mulai berani masuk ke mulutku. Tubuh kami berguling, kini dia di atasku. Otomatis batangku lebih menghunjam ke dalam, posisi ini favoritku karena aku bisa sepenuhnya melihat kecantikannya, melihat lekuk tubuhnya, meremas dada dan pinggulnya lebih leluasa.Gerakan tubuh Widya mulai liar, wajahnya tengadah ke atas dengan mata terpejam. Gerakannya malah lebih cepat dari gerakanku. 

Tubuhnya mulai menggigil dipenuhi peluh yang mengucur deras di sela belahan buah dadanya, pemandangan ini membuat tubuhnya tampak sensual, kujilati semua peluhnya dengan nikmat. Widya mendekati puncak… sementara aku susah payah bertahan agar tidak ejakulasi duluan.”Aaaaaa… aaaaaaahhhh… aahh!” dia mulai tidak malu mengeluarkan rintihan dan erangan suaranya lebih keras. Tiba-tiba tubuhnya menghentak keras, lenguhannya memanjang, kemudian tubuhnya lunglai ambruk di tubuhku. Segera kupeluk erat dan kucium lembut keningnya. Aku lega… senang bisa memuaskannya.
”Terima kasih, mas… terima kasih… aku belum pernah merasa nikmat seperti ini, dua kali orgasme.” bisik Widya.
”Aku bisa teruskan kalo kamu mau, Wid.” bisikku sambil menciumi pelipisnya.

”Terima kasih… maybe next time… sekarang giliran mas Samuel, mas belum puas kan?”Aku tersenyum dan kugelengkan kepalaku. ”No, tidak perlu… itu tidak penting. Kamu bisa menikmati, itu lebih penting. Kalau aku turut mencari kepuasan, artinya aku tidak menghargai kamu. Semua ini untuk kamu, Wid… hanya untuk kamu.” dalam hati kumaki-maki diriku, mengapa aku sok suci. Tetapi tak bisa kumaafkan diriku kalau aku ikut menikmati kesempatan emas ini, Widya bersedia bercinta denganku artinya dia sudah menghempaskan semua harga dirinya dihadapanku. 

Aku menghargai dan menghormatinya.”Mas, kamu baik sekali? Sungguh kamu baiiiikk sekali.” Widya memelukku erat lama sekali sampai aku terengah-engah karena kepalaku terbenam di belahan payudaranya. Sebenarnya aku ingin meneruskan dengan melumat dan mengigit gigit putingnya, tapi aku tidak mau merusak suasana syahdu ini.



”Mengapa Hengky tidak kemari, bukankah dia minta kita bercinta di depannya. Aku tidak mau dikatakan mengkhianati teman…”
”Mas Hengky mungkin sudah melihat kita dari tadi, dia ada di ruangan di balik kaca meja rias, itu kaca tembus pandang, mas.” Widya menjelaskan ketika melihat mataku memandang pintu.
”Umm… mas gak bersih-bersih badan? Aku bantu di kamar mandi yuk…“ katanya sambil menarik tanganku.Kami saling menggosok badan, aku remas lembut buah dadanya dari belakang dan mencium lembut punggungnya. Widya kembali merintih, tubuhnya berbalik kemudian melumat bibirku, benar-benar agresif. 

Tiba-tiba Widya jongkok dan cepat menggenggam batangku, sedetik kemudian mulutnya mengulum milikku yang makin mengeras penuh.Aku benar-benar tidak menduga Widya melakukan itu. Tindakannya membuat kakiku lumpuh.”Jangan, Wid… jangan… nanti aku keluar. Aahhh… Wid… sudah… please…” rintihku.Widya segera berdiri lagi lalu berbalik menghadap shower dinding. Aku mengerti, dia ingin aku masuk dari belakang. Dengan guyuran air hangat, aku masukkan batangku cepat, aku sudah tidak tahan lagi, nafsuku sudah memuncak, Widya pun menggerakkan tubuhnya mengimbangi tusukanku.”Aaahhh… mas… aku… aku… ahhh… aku…” tubuhnya kembali menggeliat dan mengejang, jemarinya kuat meremas tangkai shower, sementara aku benar-benar tidak dapat menguasai diriku. Spermaku yang tertahan dari tadi akhirnya mau tak mau menyembur keluar, masuk jauh ke relung vaginanya.

”Mengapa aku tidak bisa menahannya?” Widya kembali jongkok dan kini membersihkan lelehan spremaku dengan lidahnya. Aduh, aku merasa geli sekali. Dia kocok-kocok lagi agar semua spermaku keluar. Kemudian mengakhirinya dengan sedotan panjang di ujung batangku.
”Ahhh… Widya… kenapa aku harus ejakulasi?”Selesai bebersih diri dan memakai baju, kami keluar kamar. Rupanya Hengky sudah menunggu di depan TV, dia tersenyum dari kejauhan. 

Aku merasa jengah, merasa tidak enak. Sementara Widya menunduk dan berjalan ragu ke sebelah suaminya.Dari kursi rodanya, Hengky memeluk pinggang istrinya. ”Terima kasih, Sam, kamu sahabat yang baik. Aku sudah melihat percintaan kalian tadi. Aku berharap kamu tidak keberatan untuk meneruskan nanti.”Aku hanya mengangguk pelan. Bisakah aku hanya bertahan murni bercinta tanpa melibatkan perasaan? Aku tidak yakin dengan diriku. Aku tidak yakin nanti tidak jatuh cinta kepada Widya… dan aku yakin Widya pun mempunyai perasaan yang sama. Sorot matanya ketika bercinta tadi menunjukkan itu.